Bisnis.com, JAKARTA – Pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan para pemimpin kongres dari kubu Demokrat terkait anggaran untuk tembok perbatasan dan terbukanya kembali layanan pemerintah berakhir sengit.
Saking sengitnya, Trump sampai melontarkan keluhan bahwa pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih pada Rabu (9/1/2019) waktu setempat tersebut “benar-benar membuang waktu”.
Pertemuan Trump dengan sejumlah pemimpin Demokrat, di antaranya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer, berakhir sengit tanpa tanda-tanda resolusi.
Padahal, penghentian sebagian layanan pemerintah (government shutdown), yang disebabkan oleh perselisihan elit politik mengenai anggaran tembok perbatasan AS-Meksiko, telah berlangsung hingga hari ke-19.
“[Saya] baru saja meninggalkan pertemuan dengan Chuck dan Nancy, buang-buang waktu saja," curhat Trump dalam akun Twitter-nya, seperti dilansir dari Reuters.
“Saya bertanya apa yang akan terjadi dalam 30 hari jika saya dengan cepat membuka semuanya [layanan pemerintah], apakah Anda akan menyetujui Keamanan Perbatasan yang mencakup Tembok atau Penghalang Baja? Nancy berkata, TIDAK. Jadi saya mengatakan selamat tinggal, tidak ada yang berhasil!”, tulis Trump.
Pihak Demokrat yang jengkel menyebut perilaku Trump sebagai “amarah” dan mengatakan pertemuan itu gagal ketika mereka menolak berkomitmen untuk mendanai tembok di bagian selatan perbatasan yang diusulkan Trump.
Keinginan Trump untuk membangun tembok pembatas antara Amerika Serikat dan Meksiko adalah tema sentral dari kampanye kepresidenannya pada 2016.
“Itu adalah Presiden Amerika Serikat yang pemarah, seseorang yang mengatakan “Saya akan menutup pemerintahan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun kecuali jika saya mendapatkan apa yang saya inginkan,” ungkap Pelosi kepada awak media.
“Itu bukan cara kerja demokrasi dan itu sangat menyedihkan,” tambah Pelosi.
Kegagalan dalam pembicaraan ihwal isu tersebut dapat memperkuat kemungkinan bagi Trump untuk mengumumkan darurat nasional guna membangun tembok di selatan perbatasan jika tidak ada kesepakatan dengan Kongres. Trump mendesak agar Kongres dapat mencairkan US$5,7 miliar untuk proyek tersebut.
Tak lama setelah pertemuan di Gedung Putih itu bubar, DPR AS yang dikendalikan oleh Partai Demokrat meloloskan perundang-undangan untuk mengakhiri penutupan sebagian Departemen Keuangan dan beberapa lembaga lain yang telah dilakukan sejak 22 Desember, tanpa menyetujui anggaran yang diminta Trump untuk tembok.
Namun tidak ada indikasi bahwa Senat AS, yang dikendalikan oleh kubu Republik akan memberikan suaranya pada RUU tersebut.