Bisnis.com, Jakarta - Beredar kabar 31 pekerja PT Istaka Karya tewas dibunuh ketika sedang melakukan pembangunan jembatan pada Minggu (2/12/2018). Pelakunya diduga kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Yall, Kabupaten, Nduga, Papua.
Berdasarkan keterangan Irjen Pol Sormin, pihaknya belum bisa memastikan motif serangan tersebut.
Pihak polisi dan TNI telah melakukan penyelidikan dan mapping sejumlah KKB yang diduga kuat melakukan penyerangan.
Polisi akan mengambil tindakan tegas terhadap KKB yang kini tengah dalam proses pengejaran.
Berikut 7 hal yang berhasil dirangkum Bisnis.com terkait peristiwa penyerangan di Nduga, Papua.
1. Proses Evakuasi Jenazah
TNI dan Polri dikerahkan untuk mengevakuasi para pekerja yang tewas. Pengerahan aparat keamanan sebenarnya telah dilakukan pada Senin (3/12/2018).
Baca Juga
Namun, pihak berwajib sempat terhambat oleh dahan-dahan pohon untuk sampai ke tempat kejadian perkara. Akhirnya, mereka kembali ke Wamena.
Kemudian, mereka kembali berangkat untuk evakuasi pada Selasa pagi (4/12/2018).
2. Wakapolri Tinjau TKP untuk Analisa Situasi Keamanan
Kepala Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Muhammad Iqbal mengatakan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto akan meninjau langsung kondisi TKP untuk melakukan analisa situasi keamanan di Papua.
Wakapolri akan memfokuskan analisa situasi keamanan di Nduga, Papu, karena lokasi lain dinilai cukup aman.
"Wakapolri akan landing di sana untuk melakukan analisa situasi keamanan di Papua. Namun situasi Papua, Papua Barat misalnya relatif kondusif. Hanya saat ini konsentrasi di Nduga. Dari Pagi kita sudah bergerak ke lokasi," tutur Iqbal.
3. Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Lintas Trans Papua Dihentikan Sementara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akhirnya menghentikan sementara proyek pembangunan jembatan pada jalan lintas Trans Papua di segmen 5.
Orang nomor satu di Kementerian PUPR akan bertolak ke Wamena, Selasa malam (4/12/2018).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya perlu mengecek kondisi terakhir di lokasi proyek, terutama untuk memeriksa kondisi korban dari gangguan keamanan oleh kelompok tidak dikenal.
4. Lokasi Serangan
Masih berdasarkan keterangan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, gangguan keamanan terjadi di Kali Yigi (Km 102+525) dan Kali Aurak (Km 103+975). Lokasi ini terletak di ruas jalan yang menghubungkan Wamena - Habema - Nugi - Kenyam - Batas Batu - Mumugu.
Dalam proyek ini sebenarnya ruas jalan sudah terbangun, namun menyisakan pekerjaan jembatan.
Secara keseluruhan ada 35 jembatan dengan panjang bentang beragam di ruas jalan sepanjang 278 kilometer. Dari jumlah jembatan, 14 dikerjakan oleh PT Istaka Karya dan 21 lainnya digarap oleh PT Brantas Abipraya (Persero).
Disebutkan bahwa lokasi jembatan yang dikerjakan PT Istaka Karya terbilang kondusif.
"Info yang saya terima, warga di sana menjamin keamanan pekerja Istaka," ucapnya dalam jumpa pers di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
5. Instruksi Presiden Jokowi
Sementara itu, Presiden Jokowi langsung memerintahkan Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Tito Karnavian untuk meninjau TKP.
Instruksi ini diberikan untuk memastikan kabar penembakan yang diduga dilakukan KBB karena kabar yang diterima presiden masih simpang siur sehingga harus dipastikan detil kejadiannya.
Meski mengakui pembangunan infrastruktur di Papua cukup sulit jika melihat medan yang menantang dan situasi keamanan yang sangat rawan, Presiden Jokowi masih berkomitmen terhadap pembangunan infrastrukur Papua demi meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua.
6. Simpang Siur Jumlah Korban
Brigjen POl Muhammad Iqbal meminta masyarakat agar menunggu keterangan resmi dari kepolisian yang tengah melakukan olah TKP.
"Peristiwa ini memang terjadi. Namun, Mabes Polri belum memastikan jumlahnya. Beredar memang ada 31 korban, 24 korban dan 8 korban di media sosial. Ini hanya narasi di Medsos. Tunggu keterangan resmi kami," tuturnya Selasa (4/12/2018).
7. Strategi Khusus Telah Disiapkan
Masih berdasarkan keterangan Iqbal, kepolisian setempat dan personel TNI telah melakukan penyelidikan dan mapping sejumlah KKB yang diduga kuat melakukan penyerangan.
Kepolisian dan TNI telah menyiapkan strategi khusus, baik taktis maupun teknis untuk meringkus KKB tersebut.
"Jadi sudah teridentifikasi beberapa kelompok dari hasil penyelidikan dan mapping kami. Hanya tinggal mengerucut saja apakah benar kelompok ini atau bukan," pungkasnya Selasa (4/12/2018).