Bisnis.com, JAKARTA – Denmark mengikuti langkah Jerman untuk menunda persetujuan atas ekspor senjata dan perlengkapan militer ke Arab Saudi sebagai respons atas pembunuhan Jamal Khashoggi serta perang di Yaman.
“Dengan berlanjutnya kondisi yang buruk di Yaman dan pembunuhan atas Khashoggi, kita sedang berada di sebuah situasi yang baru,” tutur Menteri Luar Negeri Denmark Anders Samuelsen dalam pernyataan resminya, seperti dilansir Reuters, Kamis (22/11/2018).
Tahun lalu, Denmark mengeluarkan sepuluh persetujuan. Ekspor yang sudah disetujui tidak akan mendapat penundaan.
Adapun Jerman sudah lebih dulu menyampaikan penundaan serupa. Prancis juga menyatakan akan segera memutuskan sanksi apa yang bakal dijatuhkan kepada Arab Saudi terkait pembunuhan Khashoggi.
Arab Saudi adalah salah satu negara pengimpor senjata terbesar dunia. Sejak 2015, kerajaan di Timur Tengah itu memimpin perang di Yaman yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mengakibatkan kelaparan parah bagi warga Yaman lainnya.
Selain dari negara-negara Eropa tersebut, Arab Saudi mendapatkan pasokan senjata dari AS, sekutu dekatnya. Presiden AS Donald Trump pun tetap memberikan dukungan terhadap Pemerintah Arab Saudi, terutama Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman (MbS), meski mendapat tekanan dari dunia internasional.
Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan, CIA meyakini MbS bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Khashoggi. Kolumnis The Washington Post itu dibunuh di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (2/10).
Khashoggi menjadi sasaran karena cukup kritis terhadap Pemerintah Arab Saudi dan MbS.