Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Niniek Kun Naryatie: Argentina bukan Hanya Sepak Bola, Neraca Perdagangan RI Masih Defisit

Argentina merupakan mitra strategis yang sangat penting dalam diplomasi Indonesia di kawasan Amerika Selatan. Sebagai negara terbesar kedua di Amerika Selatan, Argentina memiliki daya tarik bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama dan hubungan diplomatik
Dubes RI untuk Argentina Niniek Kun Naryatie menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Republik Argentina Mauricio Macri, di kediaman resmi Presiden di Quinta de Olivos, Buenos Aires, Argentina (16/05/2018).Foto: Kementerian Luar Negeri RI
Dubes RI untuk Argentina Niniek Kun Naryatie menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Republik Argentina Mauricio Macri, di kediaman resmi Presiden di Quinta de Olivos, Buenos Aires, Argentina (16/05/2018).Foto: Kementerian Luar Negeri RI

Bisnis.com, JAKARTA — Argentina merupakan mitra strategis yang sangat penting dalam diplomasi Indonesia di kawasan Amerika Selatan. Sebagai negara terbesar kedua di Amerika Selatan, Argentina memiliki daya tarik bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kerja sama dan hubungan diplomatik. Untuk itu, Bisnis mewawancarai Niniek Kun Naryatie, Duta Besar RI untuk Argentina, merangkap Paraguay, dan Uruguay. Berikut petikannya:

Hubungan bilateral Indonesia dan Argentina sudah terjalin cukup lama, apa saja milestone penting dalam hubungan kedua negara?

Hubungan diplomatik RI-Argentina sudah dimulai sejak 1956, tetapi saat itu belum ada kedutaan, maka hubungan diplomatik dirangkap oleh Kedutaan Besar RI di Washington D.C. Baru pada 1959, menjelang kedatangan Presiden Soekarno ke Buenos Aires, Kedutaan Besar RI untuk Argentina disahkan.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, Argentina juga memberikan dukungan penuh di berbagai forum internasional untuk mendukung perjuangan diplomasi Indonesia. Hubungan politik semakin dekat setelah pada 2002 Presiden Abdurrahman Wahid berkunjung ke Argentina. Walaupun setelah itu belum ada lagi kunjungan tingkat tinggi ke Argentina, tetapi kunjungan pada level menteri, pejabat-pejabat parlemen terus terjadi hingga saat ini.

Adapun, kunjungan pejabat tinggi Argentina terakhir ke Indonesia adalah kunjungan Presiden Cristina Krichner pada 2013. Tahun ini, Argentina memegang presidensi G-20 sehingga sepanjang tahun banyak pertemuan G-20 baik level working group, tingkat menteri dan KTT diselenggarakan di Argentina. KTT G-20 akan diadakan pada 30 November–1 Desember 2018 dan diharapkan akan dihadiri Presiden Joko Widodo.

Anda juga menjabat sebagai Dubes RI di Paraguay dan Uruguay, adakah perbedaan pendekatan yang Anda gunakan dalam upaya peningkatan kerjasama?

Ketiga negara akreditasi adalah negara-negara yang berada di kawasan Amerika Selatan, dan sudah merdeka sejak ratusan tahun yang lalu. Dari segi sosiologi historisnya, struktur masyarakatnya adalah imigran dari Eropa, Asia, dan penduduk asli keturunan Indian serta berbahasa Spanyol. Sehingga secara budaya mereka memiliki kemiripan satu sama lain.

Meskipun demikian, setiap negara memiliki karakteristik tersendiri. Argentina adalah negara federal, di mana provinsi-provinsi memiliki kedaulatan terutama untuk mengatur sumber daya alamnya, isu lingkungan, dan isu lainnya.

Oleh karena itu pendekatan tidak hanya kepada pemerintah pusat tetapi juga harus menjalin hubungan baik dengan pemerintah daerah, baik itu eksekutif maupun legislatif dan kalangan swastanya. Sementara itu, Paraguay dan Uruguay lebih terpusat pemerintahannya sehingga pendekatan kepada pemerintah pusat menjadi satu cara untuk peningkatan hubungan bilateral.

Ketika ditunjuk menjadi Duta Besar, adakah tugas khusus yang diamanatkan pemerintah kepada Anda?

Sebagai perpanjangan tangan atau wakil resmi Pemerintah Indonesia di berbagai bidang di negara akreditasi, maka tugas khusus saya adalah menjalankan program prioritas pemerintah khususnya yang menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia.

Ada tiga prioritas utama yang sejalan situasi dan kondisi di negara akreditasi, yaitu memajukan diplomasi ekonomi, berpartisipasi aktif dalam kancah internasional dan perlindungan WNI.

Untuk itu setiap Duta Besar sebelum berangkat menuju tempatnya bertugas akan terlebih dahulu dibekali dengan apa yang disebut Kertas Tugas yang didalamnya memuat secara detil target capaian jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang lengkap dengan indikator keberhasilan. Target-target itu dibuat berdasarkan kondisi umum dan capaian hubungan bilateral selama ini di berbagai bidang.

Apakah isu mengenai perekonomian merupakan isu yang paling ditekankan pemerintah kepada para Duta Besar?

Argentina adalah negara besar yang harus bisa dimanfaatkan untuk kepentingan nasional. Adapun, kepentingan nasional Indonesia di Argentina saat ini adalah meningkatkan ekspor Indonesia ke negara akreditasi.

Neraca perdagangan bilateral dengan Argentina selama bertahun-tahun mengalami defisit bagi Indonesia. Walaupun memang yang diimpor Indonesia adalah bahan baku utama untuk industri dalam negeri, tetapi produk eskpor Indonesia masih bisa ditingkatkan dan juga perlu ada diversifikasi ekspor. Ini yang harus dicari peluangnya.

Sebagai ilustrasi, tahun lalu defisit perdagangan Indonesia dengan Argentina tercatat sebesar US$891 juta. Jumlah ini sangat besar, tiga kali nilai ekspor Indonesia ke Argentina yang mencapai US$266,4 juta. Oleh karena itu targetnya adalah meningkatkan 50% ekspor Indonesia dari ekspor di tahun 2018 dan di tahun 2020 harus bisa meningkatkan 50% wisatawan dari Argentina.

Apa langkah strategis yang akan Anda lakukan untuk mendorong kenaikan ekspor?

Untuk meningkatkan ekspor dan memperbaiki trade balance, kita harus terus melakukan pendekatan dan mendorong penetrasi pasar pada kevel setinggi mungkin. Paling tidak ada misi dagang dari Indonesia, dipimpin oleh pejabat setingkat menteri yang secara rutin berkunjung, sekaligus mempromosikan produk-produk unggulan kita yang pangsa pasarnya masih terbuka disini. Saya optimistis jika high level trade delagate berkunjung secara rutin, maka akan memberi dampak yang signifikan bagi peningkatan hubungan bilateral.

Sebagai Duta Besar apa visi dan misi besar yang Anda bawa untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan Argentina?

Hubungan politik yang sudah sangat baik dengan ketiga negara akreditasi harus bisa dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan bukan saja perdagangan Indonesia, tetapi juga peran aktif Indonesia di forum internasional melalui kerjasama saling dukung dan kerjasama untuk menciptakan dan mempertahankan perdamaian. Kita bisa memperkuat hubungan bilateral melalui kerjasama Peace Keeping Center, melalui Kerjasama Selatan–Selatan untuk membantu negara berkembang lainnya.

Indonesia adalah negara besar yang sangat dipandang dan dihargai oleh pemerintah Argentina. Akan tetapi, pada tingkat grass root, masih banyak yang belum mengenal Indonesia. Hal itu menjadi tantangan agar Indonesia bisa lebih dikenal masyarakat Argentina.

Bagaimana strateginya agar Indonesia bisa lebih dikenal?

Kita harus terus menggiatkan upaya promosi termasuk meningkatkan people to people contact. Hal itu harus terus diupayakan dan ditingkatkan untuk mengatasi kendala jarak dan informasi. Kita akan terus meyakinkan negara akreditasi bahwa pemberian fasilitas bebas visa adalah upaya yang efektif bukan hanya bisa tingkatkan people to people contact tapi juga memberi manfaat ekonomi bagi kedua negara.

Bagaimana Anda melihat peluang hubungan kerjasama Indonesia dan Argentina ke depannya, khususnya terkait investasi?

Hingga saat ini investasi Argentina di Indonesia tercatat dalam bentuk FDI dan nilainya belum besar. Sementara investasi Indonesia di ketiga negara akreditasi masih nol. Akan tetapi, di bawah pemerintahan Presiden Macri yang pro bisnis dibandingkan Pemerintahan sebelumnya, prospek Investasi di Argentina jauh lebih baik, misalnya di sektor pertambangan, Pemerintahan Presiden Macri telah menghapuskan pajak ekspor metal, dan membatalkan larangan mengirim keuntungan hasil tambang ke luar negeri.

Di lain pihak, saya juga melihat prospek yang baik bagi investasi Indonesia di Paraguay, terutama untuk sektor industri manufaktur dan agro industri, karena Parguay memiliki kebutuhan yang tinggi akan barang-barang industri yang selama ini bergantung pada impor.

Apa saja potensi bisnis yang bisa digarap pengusaha Indonesia di Argentina?

Komoditas ekspor Indonesia ke Argentina, Uruguay, dan Paraguay mayoritas adalah alas kaki, produk dari karet, benang tekstil, suku cadang kendaraan bermotor, buah atau kacang untuk konsumsi, minyak kelapa dan minyak inti sawit, dan produk lainnya.

Berdasarkan data statistik, impor Argentina mengalami tren peningkatan. Semua produk ekspor unggulan Indonesia mengalami kenaikan di tahun 2017. Hal itu menunjukkan bahwa pasar Argentina masih memberi peluang yang besar, kopi misalnya, masih berpeluang besar untuk ditingkatkan ekspornya, karena tahun 2017, ekspor kopi robusta Vietnam saja bisa meningkat drastis dari tahun sebelumnya.

Dalam 5 tahun terakhir, impor minyak kelapa sawit Argentina juga cenderung meningkat. Malaysia adalah pemasok utama minyak sawit untuk Argentina dengan penguasaan pasar sebesar 63,3% pada 2017.

Sebagai negara anggota Mercosur (blok perdagangan Amerika Selatan), Argentina menerapkan tarif impor yang sama bagi produk minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia, karena kita memiliki level of playing field yang sama dengan Malaysia, maka ekspor Indonesia masih punya peluang yang besar untuk mengisi pasar Argentina.

Adakah harapan tertentu yang disampaikan pengusaha Indonesia kepada Anda?

Ada harapan yang besar dari pengusaha Indonesia untuk bisa meningkatkan ekspornya ke Argentina. Namun, mereka terkendala sulitnya mendapatkan akses visa masuk ke Argentina. Selain itu ada juga keluhan terkait peraturan yang mengharuskan semua dokumen harus diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan dilegalisasi notaris setempat sebagai antisipasi jika mereka terlibat dalam suatu sengketa dagang seperti tuduhan dumping, dan lain-lain.

Selain itu sebagai negara anggota Mercosur, Argentina bersama-sama dengan Brasil, Uruguay dan Paraguay menerapkan satu tarif bea masuk yang sama yaitu berkisar 0-35%. Tarif ini dinilai masih sangat tinggi bagi pengusaha di Indonesia.

Jadi singkatnya, saya diharapkan bisa mendesak Pemerintah Argentina agar memberikan kemudahan dalam prosedur visa, atau malah kalau bisa diberikan fasilitas bebas visa kunjungan singkat. Untuk tarif bea masuk, saya juga terus mendesak agar dilakukan kajian kemungkinan Indonesia bisa mempunyai perjanjian semacam preferential tariff arrangement dengan Mercosur.

Indonesia dan Argentina sempat bersepakat untuk meningkatkan kerja sama di sektor pertanian, bagaimana perkembangannya?

Argentina terkenal dengan kemajuannya di sektor pertanian yang berorientasi ekspor. Oleh karena itu pada 2017 telah berlangsung pertemuan pertama Working Group on Agriculture Cooperation (WGAC) dibawah payung perjanjian bilateral tentang kerjasama teknik. Kedua Negara sepakat untuk kerjasama Post Harvest Technology dan implementasi kerja.

Bagaimana strategi Anda untuk mempromosikan potensi wisata Indonesia di negara tempat Anda bertugas saat ini?

Saya berharap bisa meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia lebih dari 25% setiap tahun. Saya optimistis jika lebih sering melakukan promosi maka apresiasi publik setempat terhadap seni dan budaya Indonesia akan meningkat, karena Argentina, Uruguay, dan Paraguay sangat menghargai keberagaman budaya dan etnik.

Hal-hal yang akan kita promosikan antara lain ialah produk kerajinan tangan, kuliner khas Indonesia, seperti soto, sate, rendang, gado-gado, dan nasi goreng akan meningkat. Menurut saya, mengenal dulu baru sayang berlaku disini. Jadi biar mereka mengenal dan menyayangi Indonesia, setelah itu barulah kita genjot dengan promosi perdagangan.

Apakah kerja sama konektivitas antara Indonesia dan Argentina sudah terjalin dengan baik?

Saat ini belum ada kerjasama yang terkait konektivitas antara Indonesia dengan Argentina, khususnya untuk konektifitas perjanjian hubungan udara. Selama ini konektivitas kedua negara masih memanfaatkan maskapai asing, bukan dari Indonesia maupun Argentina.

Menurut Anda apa saja yang masih menjadi penghalang tantangan dalam hubungan bilateral Indonesia dan Argentina?

Masyarakat Indonesia umumnya mengenal Argentina karena permainan dan pemain sepak bolanya seperti Maradona dan Messi. Selebihnya mungkin tidak mengetahui kehebatan lain yang dimiliki Argentina. Demikian juga sebaliknya, masyarakat Argentina masih banyak yang hanya mengenal pulau Bali. Perlu kerja ekstra keras untuk memperkenalkan Indonesia kepada publik Argentina dan sebaliknya.

Publikasi yang gencar dalam bahasa setempat melalui berbagai media untuk memperkenalkan Indonesia harus dilakukan secara masif dan berkesinambungan. Sementara umumnya, perwakilan tidak memiliki anggaran yang cukup leluasa untuk melakukan publikasi tersebut.

Masalah bahasa juga menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha. Di Argentina bahasa Spanyol adalah bahasa resmi, sementara masih banyak yang belum fasih berbahasa Inggris. Sehingga korespondensi bisnis menjadi suatu tantangan yang besar, apalagi bila terjadi dispute atau terkena tuduhan dumping.

Apa saja perjanjian antara Indonesia dengan Argentina yang akan Anda matangkan?

Ada beberapa perjanjian yang sudah diinisiasi dan perlu dilanjutkan perundingannya dengan Argentina, seperti nota kesepahaman atau memorandum of understanding untuk kerja sama pendidikan dasar dan menengah. Hal itu penting agar ijazah SMA Indonesia di akui dan mereka bisa meneruskan pendidikan di Argentina. Jurusan kedokteran dan hukum merupakan jurusan yang cukup diminati di Argentina.

Selain itu, ada juga MoU untuk kerjasama di bidang Iptek . Argentina terkenal karena kemajuan teknologi pertanian dan peternakannya. Mereka bisa menghasilkan benih benih unggul pertanian yang bisa dimanfaatkan Indonesia.

Saya juga akan menawarkan kerjasama Peace Keeping Center dengan Argentina, dan terus mengupayakan agar Pemerintah Argentina memberikan fasilitas bebas visa kunjungan singkat bagi WNI sebagai balasan diberikannya fasilitas bebas visa bagi WN Argentina oleh Pemerintah Indonesia.

Menurut Anda apa saja hal-hal menarik dari Argentina, Uruguay atau Paraguay yang bisa ditiru atau diterapkan di Indonesia?

Saya baru 4 bulan di Argentina dan belum sempat melihat kota-kota lain selain Buenos Aires, tetapi satu hal yang saya amati adalah kesungguhan mereka untuk mempertahankan identitasnya. Hal ini terlihat dari arsitektur dan tata kota Buenos Aires yang modern tetapi bangunan-bangunan antik masih terus dirawat dan berfungsi dengan baik.

Selain itu Buenos Aires yang terkenal dengan jalan raya yang panjang dan sangat lebar. Namun, mereka tetap mempertahankan taman-taman kota yang bersih dan luas, tidak diubah fungsinya menjadi gedung perkantoran, apartemen atau pusat perbelanjaan. Hal yang sama juga aterjadi di Kota Montevideo, ibukota Uruguay dan Asuncion, ibukota Paraguay, walaupun dalam skala yang jauh lebih kecil.

Apakah menjadi Dubes merupakan cita-cita Anda sejak kecil?

Menjadi Duta Besar bukanlah sebuah cita-cita yang saya angankan sejak kecil. Tetapi ketika sudah berstatus sebagai diplomat, saya fokus dan total untuk belajar, bekerja dan berprestasi agar bisa mencapai karir tertinggi dalam diplomasi, yaitu Duta Besar.

Semua jenjang jabatan mulai dari bawah telah saya jalani. Saat itu cukup banyak suka, duka dan tantangan apalagi bagi wanita yang telah berkeluarga. Walaupun mungkin dibandingkan teman seangkatan, karir saya termasuk yang tidak masuk jalur cepat, tetapi akhirnya bisa mencapai karir tertinggi diplomat yaitu Duta Besar dan menjabat sebagai Kepala Perwakilan dengan gelar Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh.

 

BIODATA

Nama: Niniek Kun Naryatie

Tempat tanggal lahir: Surabaya, 11 Desember 1957

Riwayat pendidikan:

Jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia

Riwayat karir:

- Duta Besar LBPP RI untuk Argentina merangkap Paraguay, dan Uruguay (2018-sekarang)

- Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Sosial Budaya dan pemberdayaan masyarakat Indonesia Kementerian Luar Negeri RI (2016-2017)

- Duta Besar LBPP RI Ukraina, merangkap Armenia dan Georgia (2012-2016)

- Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan (2010-2012)

- Minister Counsellor Organisasi Internasional dan Organisasi Non-pemerintah Internasional Kementerian Luar Negeri RI (2007-2012)

- Minister Counsellor KBRI New Delhi, India (2006-2007)

- Konsulat bidang Ekonomi KBRI New Delhi, India (2003-2007)

- Sekretaris I Kerjasama Selatan-Selatan Kementerian Luar Negeri RI (2002-2003)

- Sekretaris I Kerjasama Perdagangan Kementerian Luar Negeri (2001-2002)

- Sekretaris II bidang Ekonomi KBRI Ankara, Turki (1996-2000)

- Sekretaris III Kerjasama Ekonomi Multilateral Kementerian Luar Negeri RI (1994-1996)

*) Artikel dimuat di koran Bisnis Indonesia edisi Kamis (26/7/2018)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper