Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak 575 pengunjuk rasa ditahan oleh aparat keamanan di gedung Senat AS karena menentang kebijakan imigrasi tanpa toleransi yang diterapkan Presiden AS Donald Trump, Kamis (28/6/2018) waktu setempat.
Para pengunjuk rasa duduk di lantai Hart Senate Office Building, Washington DC dan menyelimuti diri dengan selimut perak metalik yang serupa dengan yang diberikan kepada anak-anak para imigran ilegal yang dipisahkan dari orang tuanya oleh pejabat imigrasi AS.
"Ucapkan dengan keras, ucapkan dengan jelas, imigran diterima di sini," demikian yel-yel yang diteriakkan para pengunjuk rasa.
Capitol Police, aparat keamanan yang bertugas di gedung tersebut, memperingatkan para peserta protes untuk meninggalkan gedung sebelum ditangkap. Tidak lama kemudian, mereka ditangkap dan selimut serta plakat yang digunakan disita.
Reuters melansir Jumat (29/6), anggota Kongres AS Pramila Jayapal dari Partai Demokrat termasuk yang mengikuti unjuk rasa dan ditangkap. Diperlukan waktu sekitar 90 menit untuk menahan semua pengunjuk rasa.
Para pengunjuk rasa ditahan dengan tuduhan berunjuk rasa ilegal, tapi akan dilepaskan segera.
Beberapa senator senior dari Partai Demokrat yang kritis terhadap kebijakan imigrasi ini juga turut berbicara dengan beberapa pengunjuk rasa, yang sebagian besar perempuan.
Meski Trump sudah mengeluarkan perintah eksekutif untuk menghentikan praktik pemisahan anak-anak para imigran ilegal dari orang tuanya, tapi sejumlah pihak menilai hal itu tidak menyelesaikan masalah. Pasalnya, tidak disebutkan bagaimana anak-anak yang sudah dipisahkan dari orang tuanya akan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
Selain itu, para imigran ilegal yang masuk dari perbatasan AS-Meksiko juga masih akan ditahan selama proses hukum untuk menentukan status mereka berlangsung. Hal ini mendapat reaksi keras dari para penentang kebijakan imigrasi Trump.
Data Pemerintah AS menyebutkan lebih dari 2.000 anak telah dipisahkan dari orang tuanya di bawah kebijakan tersebut.
Protes yang lebih besar direncanakan digelar di kota-kota lain, termasuk Washington DC, pada Sabtu (30/6).