Bisnis.com, SURABAYA - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian menyebutkan bahwa para pelaku penyerangan di Mapolrestabes Surabaya pada Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB diduga merupakan satu keluarga.
"Kita sudah identifikasi siapa-siapa kelompoknya. Tadi pagi, di depan Polrestabes terjadi lagi aksi bom bunuh diri menggunakan sepeda motor yang bawa bahan peledak," kata Kapolri dalam konferensi pers di Media Center Polda Jatim, Senin (14/5/2018).
Dia mengatakan ada dua sepeda motor dengan total penumpang 5 orang, yang salah satunya adalah anak usia 8 tahun yang diidentifikasi bernama Ais. Mereka menggunakan sepeda motor berusaha masuk ke dalam Polrestabes Surabaya tetapi baru di depan pintu masuk, bom sudah meledak. Sedangkan anak 8 tahun terlempar sehingga masih selamat dan telah dilarikan ke RS PHC Surabaya.
"Mereka satu keluarga lagi, sama seperti di gereja dan Rusunawa Sidoarjo," kata Kapolri.
Kapolri Tito menambahkan kelompok yang menyerang Mapolrestabes Surabaya tersebut merupakan bagian dari kelompok yang sama dari kejadian di 3 gereja.
Tito menambahkan dinamika di Jatim sendiri yang paling bereaksi adalah kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Surabaya. Kelompok ini bersifat tertutup dan bergerak melakukan aksi dengan mempersiapkan bom.
Baca Juga
"Fenomena serangan bunuh diri wanita bukan pertama di dunia, tapi di Irak dan Suriah juga," ujar Kapolri.
Lebih jauh ia menyebutkan modus bom bunuh diri dengan menggunakan anak-anak baru pertama kali di Indonesia.
Di ISIS, lanjutnya, mereka sudah melakukan bom bunuh diri dengan menggunakan anak-anak. Sehingga perkembangan seperti ini tidak terkait agama apapun tapi terkait dengan jaringan baik dalam negeri maupun regional hingga internasional, baik Filipina maupun Timur Tengah.