Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Staf Resah, Gedung Putih Disebut Lingkungan Kerja Paling Beracun

Menjadi staf yang bekerja dalam lingkungan bergengsi di Gedung Putih mungkin diidam-idamkan banyak warga Amerika Serikat (AS). Tapi itu dulu.
Gedung Putih/whitehouse.gov
Gedung Putih/whitehouse.gov

Kabar24.com, JAKARTA – Menjadi staf yang bekerja dalam lingkungan bergengsi di Gedung Putih mungkin diidam-idamkan banyak warga Amerika Serikat (AS). Tapi itu dulu.

Oleh beberapa stafnya, Gedung Putih saat ini justru disebut ‘lingkungan kerja paling beracun di planet ini’.

Pemecatan mendadak yang dilakukan Presiden Donald Trump terhadap Menteri Luar Negeri Rex Tillerson pada Selasa (13/3) waktu setempat mengejutkan tidak hanya penduduk AS, tetapi juga dunia internasional.

Trump dilihat ‘mengusir’ orang-orang yang dinilai tidak sejalan dengannya. Hal ini memicu meluasnya keresahan dan desas-desus gelombang pemecatan berikutnya di lingkungan Gedung Putih.

“Biasanya masa sulit menyatukan semua orang. Tapi atmosfer saat ini justru memisahkan orang-orang,” kata seorang pejabat Gedung Putih kepada Axios, seperti dikutip Business Insider, Kamis (15/3/2018).

“Tidak ada kepemimpinan, tidak ada kepercayaan, tidak ada arahan, dan pada saat ini hanya ada sedikit harapan,” lanjutnya. “Maukah Anda pergi bekerja setiap hari tanpa mengetahui apakah karir masa depan Anda akan hancur tanpa penjelasan?”

Menyusul pemecatan mendadak Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, sejumlah pejabat dilaporkan ragu-ragu dalam memberikan rincian tentang nasib beberapa pejabat Gedung Putih senior yang diketahui pernah berselisih dengan Trump.

Pejabat senior yang dimaksud di antaranya kepala staf Gedung Putih John Kelly, penasehat keamanan nasional H.R. McMaster, dan Jaksa Agung Jeff Sessions.

Meskipun rumor mengenai perbedaan pendapat antara Trump dan Tillerson telah beredar pada tahun 2017, keputusan Trump untuk memecat Tillerson pada hari Selasa mengejutkan staf-staf lainnya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Steve Goldstein sebelumnya mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Tillerson tidak berencana untuk berhenti.

“Dia [Tillerson] tidak berbicara dengan presiden pagi ini dan tidak mengetahui alasan pemecatannya,” Goldstein mengatakan.

Trump diketahui beberapa kali memiliki perbedaan pendapat selama masa jabatan Tillerson. Area perbedaan itu di antaranya tentang kesepakatan nuklir Iran, kesepakatan iklim Paris, negosiasi dengan Korea Utara, dan tanggapan terhadap tindakan Rusia di seluruh dunia.

Baru-baru ini, Tillerson kembali memiliki perbedaan pendapat dengan Gedung Putih bahwa racun yang digunakan pada bekas mata-mata di Inggris berasal dari Rusia.

Hanya berselang kurang dari sepekan sebelum pemecatan Tillerson, penasehat ekonomi utama Trump, Gary Cohn, mengundurkan diri setelah menghadapi perjuangan berat melawan keputusan Trump sehubungan dengan pengenaan tarif impor baja dan aluminium.

Ketika dimintai respons tentang kabar terbaru mengenai posisinya di Gedung Putih, McMaster hanya menjawab bahwa ia masih belum kemana-mana.

Kegelisahan di Gedung Putih juga diperburuk setelah beberapa pejabat dikawal keluar dari gedung karena masalah keamanan, ungkap beberapa sumber kepada Axios.

Sementara itu, Kelly, yang juga dikabarkan memiliki kemungkinan untuk ‘diusir’ oleh Trump, memberlakukan tindakan tegas untuk akses pengamanan menyusul skandal yang melibatkan mantan staf Gedung Putih, Rob Porter.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper