Kabar24.com, JAKARTA - Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto memberi tip melihat gerhana bulan yang akan terjadi akhir bulan ini.
Hal pertama yang harus dipenuhi adalah Anda harus berada di tempat dengan latar depan (forground) yang bagus.
"Cari tempat dengan foreground bagus. Kalau dapat tempat yang cerah, bisa dimanfaatkan untuk berfoto karena pasti indah," ujar dia saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (24/1/2018).
Menurut catatan NASA, gerhana bulan total akan terjadi pada 31 Januari 2018.
Fenomena langka ini terjadi karena bulan dan bumi pada posisi terdekat dalam orbit tunggal, yang akan muncul dengan diameter sekitar 7 persen lebih besar dan 14 persen lebih terang daripada biasanya. Hal ini menjadi yang pertama kali dalam kurun waktu 150 tahun.
Saat ini, kata Rhorom, langit Indonesia sering mendung dan di mana saja kemungkinan akan mendung. Hal itu membuat pengamatan GBT bisa terkendala dan untung-untungan. LAPAN tidak melakukan penelitian khusu terkait dengan fenomena GBT ini.
Baca Juga
"Karena fenomena gerhana tidak terlalu menyisakan pertanyaan ilmiah. Namun, kami hanya akan melakukan pengamatan publik di beberapa kantor Lapan seperti di Bandung, Sumedang dan Garut," kata Rhorom.
Peristiwa ini sudah diperhitungkan berdasarkan karakter orbit bulan dan bumi. Saat ini, menurut Rhorom, bulan berada di posisi terdekat dengan bumi dan berdekatan pada titik simpul orbit bumi dan bulan
"Jadi sepaket GBT dan supermoon, ditambah lagi ini terjadi saat purnama kedua di bulan Januari," ujar Rhorom.
"Lengkap sudah perpaduannya sehingga menjadi peristiwa langka, 150 tahun telah berlalu sejak kejadian terakhir."