Kabar24.com, JAKARTA – Kabar meninggalnya Bondan Winarno, pembawa acara wisata kuliner yang terkenal dengan kata Maknyus-nya membuat saya kembali teringat beberapa usaha untuk bisa berkomunikasi dengannya.
Saya mengagumi Bondan Winarno sejak membaca tulisannya tentang skandal Bre-X, Busang. Kisah tentang tambang emas, dan soal Michael de Guzman, Manajer Eksplorasi PT Bre-X Corp, yang sempat dikabarkan loncat dari atas helikopter, dan menjadi teka-teki benar-tidaknya dia bunuh diri.
Saat itu, laporan Bondan Winarno sebagai seorang wartawan investigatif di Suara Pembaruan rajin saya baca, sebagai bahan belajar seorang wartawan baru dan belum mengenal Jakarta.
Dari tulisan almarhum Bondan Winarno inilah saya menemukan praksis antara teori tentang jurnalisme investigatif di kampus, dan praktik kerja jurnalistik investigatif yang dilakukan seorang Bondan Winarno.
Usai periode itu, cukup lama saya tidak membaca atau mengetahui informasi tentang Bondan Winarno. Nama almarhum kembali muncul saat acara wisata kuliner di sebuah televisi menjadi populer karena dibawakan Bondan Winarno.
Saat bekerja sebagai kepala editor di Penerbit Djambatan saya sempat menawarkan diri andai almarhum Bondan Winarno berkenan membuat buku dan saya siap menjadi co-writernya.
Baca Juga
Meski hal itu tidak mendapatkan respons yang saya harapkan, ada kebanggaan tersendiri karena saya bisa menyapa Bondan Winarno dengan cara demikian.
Upaya selanjutnya adalah saat saya pindah menjadi Media Relations di sebuah maskapai penerbangan.
Saat itu saya membaca keluhan Bondan Winarno di sebuah kolom surat pembaca, dan itu menjadi saat yang pas bagi saya untuk menyapa lewat e-mail.
Pada 10 Maret 2008 saya menyapa almarhum.
“Selamat Pagi Pak Bondan Winarno. Semoga Bapak masih ingat saya, Saeno M Abdi yang pernah menawarkan untuk menjadi co-writer Bapak. Terhitung sejak 1 Februari 2008 saya menjadi media relation Mandala Air, dan saat menelisik berita pagi ini, di Kompas saya dapatkan complain Bapak terhadap Singapore Airlines. Semoga Bapak tidak mengalami hal itu lagi di masa depan,” begitu saya menyapa almarhum Bondan Winarno, yang saya sapa dengan Pak Bondan.
Sapaan saya mendapat respons ringkas saja, tapi cukup membuat saya senang.
bondan winarno <[email protected]> wrote:
Terima kasih banyak.
Salam,
BW
Namun karena lama tak membuka e-mail pribadi, karena sehari-hari menggunakan e-mail kantor, maka jawaban BW di atas baru saya baca beberapa minggu kemudian.
Kesempatan itu pun saya gunakan untuk menawarkan kemungkinan almarhum mengadakan acara wisata kuliner di pesawat, tentu maksudnya di maskapai penerbangan tempat saya bekerja.
To:[email protected]
Mar 18, 2008 at 8:40 AM
Pak Bondan terima kasih atas jawabannya. Maaf saya lama tidak membuka e-mail acount yahoo. Kalau boleh bertanya, apakah Bapak pernah berencana membawakan acara wisata kuliner dengan menu santapan di pesawat misalnya?
Pertanyaan itu tak sempat dijawab BW, barangkali karena kesibukan dan banyaknya e-mail yang masuk ke alamat surel Bondan Winarno.
Kini Bonda Winarno telah berpulang. Tentu, tulisan ini tidak menggugat almarhum, melainkan sebuah kenangan berharga buat saya.
Walau tak sempat bertemu langsung, saya sempat membayangkan seorang Bondan Winarno membawakan acara wisata kuliner di pesawat dengan logo maskapai penerbangan tempat saya bekerja.
Selamat jalan Pak Bondan, have a nice trip. Terima kasih telah memberi inspirasi banyak orang. Semoga Pak Bondan berkumpul bersama jiwa-jiwa yang tenang, yang Muthmainah, di Surga sana.