Kabar24.com, JAKARTA - Presiden AS, Donald Trump mengingatkan Korea Utara (Korut) bahwa opsi yang akan diambilnya “sangat mematikan” bagi Pyongyang, namun bukan berupa pengerahan kekuatan tentara.
“Kami menyiapkan opsi kedua secara total, bukan opsi yang diinginkan,” ujar Trump dalam satu konferensi pers di Gedung Putih sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (27/9/2017).
Tapi, ujarnya, jika AS memilih opsi tersebut maka opsi itu akan mematikan bagi Korut.
“Saya ingin mengatakan kepada Anda itulah yang disebut opsi militer dan jika kami menginginkannya kami akan lakukan,” ujarnya.
Saling tantang antara Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un dalam beberapa pekan telah memicu kekhawatiran akan adanya kesalahan kalkulasi yang bisa mengakibatkan sebuah tindakan di luar perkiraan. Akibatnya, segala kemungkinan bisa terjadi sehingga membuat persoalan kian rumit.
Apalagi Pyongyang telah melakukan uji coba senjata nuklir untuk yang keenam kalinya dan tercatat sebagai yang paling dahsyat selama ini. Meski ketegangan meningkat, AS belum mendeteksi adanya perubaan postur militer Korut yang menandakan sebuah peningkatan ancaman, menurut satu pejabat militer AS.
Baca Juga
Penilaian dari Jenderal Angkatan Laut, Joseph Dunford, yang merupakan pimpinan dari para Kepala Staf Gabungan, bertolak belakang dengan apa yang dikatakan sebelumnya oleh pihak Korea Selatan, bahwa Korut mulai memperkuat sistem pertahanannya di wilayah timur.
“Meski ruang diplomasi kian sempit saat ini, namun tidak ada perubahan dalam postur kekuatan militer Korut dan kami terus memantaunya secara ketat,” ujar Dunford di depan Senat.
Dalam hal ancaman, Korut berada pada posisi paling terancam saat ini, ujarnya menambahkan. Kendati demikian, satu sumber yang tidak mau disebut namanya menyebut, dari pemantauan satelit ada pergerakan pesawat tempur Korut menuju arah timur laut, namun tidak menunjukkan perubahan postur militer.