Kabar24.com, JAKARTA--Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan bahwa peristiwa 30 September 1965 merupakan pelajaran mahal bagi bangsa Indonesia untuk menjalani hari-hari ke depan.
"Konspirasi berdarah dan niat kudeta 30 September 1965 tidak boleh kita lupakan begitu saja," kata Mardani, Jumat (22/9).
Dia mengingatkan sejarah 1965 akan membuat setiap anak bangsa untuk tidak diam terhadap ideologi komunis.
"Ini pelajaran mahal bagaimana jika kita diam maka kezaliman akan merajalela," ujarnya.
Terkait hal itu, dia menyatakan setuju film G30S/PKI ditayangkan kembali guna meningkatkan kewaspadaan akan bahaya laten ideologi komunis.
Sementara itu, politisi PDIP, Henry Yosodiningrat mengaku bahwa pernyataan yang menyebutkan bahwa PKI tidak bersalah dan hanya korban tragedi 1965 merupakan upaya pemutarbalikkan fakta sejarah.
Baca Juga
Menurut dia, kekejaman yang dilakukan PKI bukan isapan jempol.
Sebab, dirinya dan keluarganya pernah merasakan ancaman dan teror yang dilakukan PKI saat itu.
Dia mengaku semasa kecil sering melihat berbagai kegiatan underbownya PKI seperti Barisan Tani Indonesia (BTI),
Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dan Gerwani. Saat itu dia merasakan suasana mencekam pascaperistiwa G.30.S PKI.
“Bahkan, saya pernah membaca daftar nama yang akan dibunuh oleh PKI di Kecamatan Balik Bukit, diantaranya ayah saya dan beberapa ulama setempat," ujar Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) itu.