Bisnis.com, JAKARTA – Dana hibah menjadi solusi keterbatasan anggaran penelitian yang dimiliki Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Nuramaliati Prijono mendorong agar para penelitinya memanfaatkan dana hibah penelitian. Apalagi, saat ini banyak peluang pendanaan penelitian.
“Seperti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), International Development Research Center (IDRC) dan yang lainnya,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi LIPI, Senin (24/7/2017).
Pemerintah telah memiliki kesepakatan sejak 1973 untuk IDRC. Sejak saat itu, LIPI berperan dalam memberikan rekomendasi kelayakan bagi organisasi atau instansi yang mengajukan pendanaan penelitian ke IDRC. Ironisnya, sivitas LIPI yang mendaftar dan mendapat pendanaan masih sangat sedikit.
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Muhammad Dimyati mengatakan kehadiran IDRC sangat positif dan memberi peluang untuk menjalin kolaborasi penelitian antara peneliti Indonesia dengan peneliti asing.
“Namun yang harus kita tegaskan kembali adalah kegiatan penelitian harus berorientasi pada peningkatan daya saing bangsa, bukan hanya sekedar penelitian,” jelasnya.
Berdasarkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), Indonesia pada 2045 diharapkan semakin berdaya saing dan berdaulat dalam bidang ilmu dan teknologi. Beberapa bidang riset yang menjadi bidang fokus dalam RIRN, yaitu pangan, energi, kesehatan, transportasi, produk rekayasa kekinian, pertahanan dan keamanan, kemaritiman, dan sosial humaniora.
“Salah satu targetnya adalah meningkatkan kontribusi penelitian terhadap ekonomi nasional secara signifikan,” imbuhnya.
