Kabar24.com, JAKARTA - Reli Dakar, yang dulu dikenal sebagai Reli Paris-Dakar, akan digelar kembali tahun depan.
Balapan tahunan yang dilaksanakan oleh Amaury Sport Organisation itu bersifat terbuka untuk diikuti pembalap amatir ataupun profesional.
Pada Reli Dakar 2017, mobil listrik untuk pertama kalinya ikut dalam ajang reli tahunan yang sudah digelar sejak 1979 itu.
Warga Negara Indonesia pernah terlibat dalam reli yang fenomenal itu.
Sampai saat ini tercatat 3 perwakilan Indonesia yang mengikuti Reli Dakar.
Tahun 1990, Tinton Soeprapto mengikuti ajang Reli Paris-Dakar dengan mobil Mitsubishi Pajero.
Baca Juga
Selanjutnya, dua tahun berturut-turut Kasih Hanggoro mewakili Indonesia dalam Reli Dakar, yaitu tahun 2010 dengan mengendarai mobil McRae Rage Buggy, serta tahun 2011 saat bergabung dengan Team Epsilon Spain, menggunakan mobil Mitsubishi Montero.
Ketua Yayasan Pendidikan Budi Luhur Cakti itu pun berencana untuk kembali mengikuti reli tersebut.
"Terkait keinginan yang sangat kuat untuk kembali beraksi di ajang Reli Dakar 2018, Universitas Budi Luhur berkolaborasi dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya serta tim Fin Komodo membangun mobil listrik karya anak bangsa yang dirancang secara khusus sesuai dengan kebutuhan Reli Dakar," demikian keterangan tertlis pihak Universitas Budi Luhur, diterima Jumat (21/7/2017).
Sujono, Dekan Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur, bertindak sebagai pimpinan proyek.
Mobil listrik BLITS, demikian nama mobil listrik tersebut, akan dibangun dengan spesifikasi penggerak roda belakang menggunakan motor listrik berkekuatan 100 HP, 6000 rpm.
Sebagai penyimpan energi listriknya, digunakan battery dengan kapasitas 75 kWh.
Sebagai sumber energi listrik, digunakan baterai yang mampu memasok kebutuhan listrik untuk jarak tempuh mobil sampai dengan 200 km untuk satu kali pengisian baterai.
“Mobil listrik BLITS adalah mobil listrik pertama di Indonesia, hasil riset ITS dan Universitas Budi Luhur, yang akan diikutkan dalam Reli Dakar 2018. Ini akan meningkatkan daya saing bangsa dan kompetisi tingkat Internasional," ujar Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Didik Sulistyanto.
Kasih Hanggoro, Ketua Pengurus Yayasan Budi Luhur Cakti, mensupport penuh proyek kerjasama mobil listrik ini.
Diharapkan proyek ini akan menjadi wadah transfer pengetahuan dari kedua pihak baik Universitas Budi Luhur maupun Institut Teknologi Sepuluh Nopember.