Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus Gizi Buruk & Kelaparan di Somalia Semakin Parah

Kelaparan makin merajalela di Somalia. Data terbaru menunjukkan peningkatan jumlah anak-anak yang menderita malnutrisi akut, kolera, hingga diare yang telah membunuh banyak anak sejak 2011.
Situasi di Somalia./www.cp24.com
Situasi di Somalia./www.cp24.com

Bisnis.com MOGADISHU/NAIROBI/GENEVA/NEW YORK -- Kelaparan makin merajalela di Somalia. Data terbaru menunjukkan peningkatan jumlah anak-anak yang menderita malnutrisi akut, kolera, hingga diare yang telah membunuh banyak anak sejak 2011.

Pada 2011, lebih dari 35.400 anak-anak diberikan pertolongan dengan memberikan therapeutic food atau makanan bernutrisi pada Januari dan Februari. Angka tersebut meningkat 58% pada periode yang sama pada 2016.

Pada 28 Maret, tercatat lebih dari 18.400 kasus kolera. Mayoritas kasus tersebut terjadi pada anak-anak. Leila Pakkala, Unicef Regional Director Afrika bagian Timur dan Selatan mengatakan anak-anak meninggal akibat malnutrisi, kelaparan, kehausan, dan penyakit.

Selama 2011, sekitar 130.000 anak-anak meninggal. Setengahnya meninggal sebelum data tersebut muncul.

Hingga saat ini belum ada angka pasti terkait anak yang meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi, termasuk akibat penyakit seperti infeksi. Namun, anak-anak yang menderita malnutrisi disebut sembilan kali lebih tinggi kemungkinan untuk meninggal dibanding anak-anak yang memiliki gizi cukup.

Pada Februari lalu, Unicef telah memproyeksikan sekitar 944.000 anak-anak mengidap malnutrisi pada 2017, termasuk seitar 185.000 anak-anak yang menderitamalnutrisi akut yang membutuhkan pertolongan segera.

“Angka itu bisa saja naik meski musim hujan nanti datang tepat waktu pada April,” ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers Unicef, Jumat (31/3/2017).

Unicef telah menyiapkan tambahan beberapa fasilitas seperti sediaan nutrisi, air, sanitasi, dan jasa kesehatan. Program ini dilaksanakan bekerja sama dengan otoritas lokal, mitra PBB dan komunitas lainnya untuk mencegah meningkatnya kasus malnutrisi dan kolera.

“Unicef Somalia telah meningkatkan dananya menjadi US$147 juta dari US$66 juta dengan gap dana sekitar 54% pada pertengahan Maret. Pada 2011, dana mulai banjir sejak deklarasi kelapara pada Juli tahun lalu,” kata Pakkala.

“Tahun ini, banyak pendonor yang memberikan dananya lebih awal. Tetapi, hal terburuk masih membayangi kami. Kami punya jendela kecil untuk mencegah angka kematian masif.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper