Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Klaim Tewaskan Salah Satu Pemimpin Al Qaeda

Amerika Serikat mengklaim bahwa serangan udaranya di Afghanistan berhasil menewaskan anggota militant Al Qaeda yang bertanggung jawab atas kematian dua warga Negara AS dan dituduh terlibat serangan mematikan terhadap bus berpenumpang tim cricket Sri Lanka pada 2009.
 Menteri Pertahanan AS Jim Mattis/Reuters
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Amerika Serikat mengklaim bahwa serangan udaranya di Afghanistan berhasil menewaskan anggota militant Al Qaeda yang bertanggung jawab atas kematian dua warga Negara AS dan dituduh terlibat serangan mematikan terhadap bus berpenumpang tim cricket Sri Lanka pada 2009.

Melalui pernyataannya, Pentagon menjelaskan bahwa serangan udara AS terjadi pada 19 Maret 2017 di Provinsi Paktika dan menewaskan Qari Yasin, yang diidentifikasi AS sebagai salah satu pemimpin teroris Al Qaeda, dan memiliki keterkaitan dengan Taliban di Pakistan.

“Kematian Qari Yasin adalah bukti bahwa teroris yang memfitnah Islam dan sengaja menargetkan orang-orang yang tidak bersalah tidak akan lolos dari pengadilan,” kata Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dalam pernyataan tersebut, seperti dikutip Reuters, Minggu (26/3/2017).

Dalam pernyataan itu juga disebutkan bahwa Yasin bertanggung jawab atas pengeboman hotel di Islamabad yang menewaskan lusinan orang termasuk dua warga AS.

Pada hari Minggu, sumber keamanan Pakistan dan militan Islam mengatakan bahwa AS serangan pesawat tak berawak udara di Afghanistan telah membunuh Yasin, juga dikenal sebagai Ustad Aslam.

Departemen Kontra-Terorisme Pakistan telah menawarkan hadiah sebesar 2 juta rupee (US$ 19.000) untuk Yasin. Mengatakan dia terlibat dalam serangan terhadap sebuah bus berisikan tim cricket Sri Lanka di kota timur laut Lahore, Pakistan pada 2009.

Setidaknya 10 orang bersenjata menembaki bus dengan senapan, granat dan roket, melukai enam pemain dan pelatih Inggris, dan menewaskan delapan warga Pakistan.

Sejak saat itu, Pakistan telah dipaksa untuk memainkan sebagian dari pertandingan “kandang” di Uni Emirat Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper