Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memaparkan rencana pembangunan infrastruktur Indonesia di depan para investor asal Korea Selatan.
Promosi peluang investasi digencarkan Presiden saat Indonesia-Korea Business Summit 2017 yang digelar di Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Dalam paparannya, Pesiden Joko Widodo menyatakan telah mengurangi subsidi bahan bakar minyak lebih dari 80% pada dua tahun silam. Aksi itu membuat ruang fiskal Indonesia berhemat sekitar US$15 miliar.
"Kami mampu merelokasi subsidi ke program pengembangan infrastruktur yang terbesar dalam sejarah Indonesia," tutur Presiden.
Program infrastruktur yang lagi digenjot pemerintah yakni proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt, pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 kilometer (km), pembangunan jalur kereta api sejauh 3.258 km. Selain itu, pembangunan 15 bandara baru dan pengembangan 10 bandara serta pembangunan 20 pelabuhan dan pengembangan pelabuhan.
"Kami akan menyambungkan wilayah terluar dan membangun tujuan baru bagi pariwisata domestik dan luar negeri," ucap Presiden.
Di sektor pariwisata, pemerintah akan membangun 10 Bali Baru.
Kontribusi perusahaan Korea di Indonesia mencapai 71% dari total investasi selama 2012-2016 sebesar US$7,5 miliar. Sementara itu, volume perdagangan Korea-Indonesia mencapai US$16 miliar pada 2015.
Indonesia-Korea Business Summit 2017 dihadiri para chaebol di perusahaan papan atas Korea Selatan. Sebut saja, Chairman CJ Group Shon Khyung-Shik, Presiden Hyundai Motor Group Chung Jin Haeng, Chairman Korean Air Cho Yangho, Chairman Posco Kwon Ohjoon, dan Presiden Samsung JK Shin.