Kabar24.com, JAKARTA - Masyarakat di wilayah Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, dikejutkan oleh gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter (SR) pada Selasa dinihari pukul 03.35 WIB dan beberapa kali setelahnya terjadi gempa berulang kali meski dengan kekuatan yang lebih kecil dari gempa pertama.
Episenter terletak pada koordinat 3,33 LU - 98,48 BT tepatnya di darat tepatnya pada jarak 35 km arah baratdaya kota Medan pada kedalaman 10 km.
Masyarakat di wilayah sekitar Deli Serdang yakni Medan, Binjai, Pancurbatu, Bangun Purba, Sibolangit, Bandar Baru, Kuala Siluman, Tanjung Morowa dan Berastagi, mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau III-IV MMI.
"Menurut laporan, gempabumi ini dirasakan orang banyak dan beberapa warga hingga terbangun dari tidur dan berlarian keluar rumah. Dampak gempabumi pada skala intensitas II SIG-BMKG belum berpotensi menimbulkan kerusakan bangunan," kata Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG yang diunggah di akun facebook bmkg.
Daryono mengemukakan gempa Deli Serdang merupakan aktivitas gempabumi kerak Bumi dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas sesar aktif.
Banyak pertanyaan warga yang dilontarkan kepada BMKG, mengapa aktivitas gempabumi di wilayah Deli Serdang terus berlangsung.
"Untuk menjawab pertanyaan ini tentu tidak mudah. Namun demikian yang pasti berdasarkan peta tektonik setempat di zona ini memang terdapat beberapa struktur sesar".
Dia menjelaskan tingginya aktivitas gempabumi pada suatu wilayah merupakan cerminan bahwa di tempat tersebut memang terdapat medan tegangan batuan kulit Bumi, sehingga pada bagian batuan lemah akan mengalami pergeseran patahan yang dimanifestasikan sebagai gempabumi.
Beruntung Berlangsung Bertahap
Setiap aktivitas gempabumi yang terjadi merupakan tahapan pelepasan energi yang sudah terakumulasi sejak lama.
"Patut disyukuri bahwa di zona gempa Deli Serdang, proses ini berlangsung secara bertahap dalam bentuk aktivitas gempa-gempa kecil dan tidak sekaligus muncul sebagai gempa besar".
Mekanisme semacam itu, paparnya, berkaitan dengan katakteristik batuan dan sumber gempa setempat. Dengan terjadinya pelepasan energi teganan kerakbumi dalam bentuk gempa gempa kecil ini, maka diharapkan lambat laun energi yang terakumulasi akan habis dengan sendirinya.
"Satu hal yang harus kita pahami bahwa aktivitas gempabumi Deli Serdang akhir-akhir ini murni akibat aktivitas tektonik dan tidak ada ciri ciri yang menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu aktivitas vulkanik, untuk itu masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujarnya.