Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Tito Karnavian, Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang baru, untuk melancarkan reformasi menyeluruh di tubuh kepolisian serta menjaga kekompakan dan soliditas internal.
Dalam acara pelantikan Kapolri di Istana Negara, Rabu (13/7/2016), Kepala Negara menekankan, ke depan Polri akan menghadapi tantangan tugas makin berat dan kompleks.
“Dalam menghadapi tantangan itu, saya minta Anda fokus pada dua hal. Pertama, menjaga persatuan, kekompakan, soliditas internal Polri. Karena hanya dengan menjaga kekompakan, Polri akan memiliki pondasi yang kokoh dan kuat dalam menjalankan tugas yang diberikan negara. Kedua, melakukan reformasi Polri secara menyeluruh dan konsisten,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Khusus untuk reformasi, Presiden menuturkan reformasi harus dilakukan dari hulu sampai hilir, atau sejak dari rekrutmen anggota polisi sampai pelayanan kepada masyarakat. Berikutnya, kata Presiden, adalah perubahan mental hingga perubahan semua anggota Polri.
Jokowi menggarisbawahi, reformasi tersebut harus konkret dan terlihat secara nyata sehingga proses pelayanan kepada masyarakat lebih mudah, lebih sederhana, tidak berbelit-belit, bebas pungli dan dengan prosedur yang jelas.
“Berantas dengan tegas praktik mafia hukum, perkuat profesionalisme dalam penegakan hukum, sehingga dapat menjamin kepastian hukum dan memenuhi rasa keadilan masyarakat,” tuturnya.
Presiden mengatakan kepolisian juga harus mampu bersinergi dengan institusi lain agar masyarakat tetap waspada dengan ancaman bahaya terorisme dan narkoba.
“Lakukan langkah-langkah penangkalan, pencegahan, dan identifikasi dini terhadap potensi ancaman keamanan yang ada, terutama ancaman terorisme,” ungkap Presiden.