Kabar24.com, LONDON—Rakyat Inggris akan memutuskan masa depan negara mereka, juga Uni Eropa, pada hari ini, Kamis (23/6/2016) melalui sebuah jajak pendapat setelah sejumlah kampanye yang membelah bangsa tersebut ke dalam dua kubu, yakni pendukung gerakan keluar dari Uni Eropa dan gerakan tetap sebagai anggota.
Pemilihan akan berlangsung mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 09.00 malam waktu setempat di 382 tempat pemungutan suara. Sementara itu, hasil pemilihan diharapkan akan keluar pada pukul 01.00 dini hari--03.00 dinihari waktu setempat pada Jumat (24/6/2016).
Opini untuk tetap sebagai anggota Uni Eropa dan untuk meninggalkan Uni Eropa pada akhir kampanye, yang didominasi oleh isu imigrasi dan ekonomi serta kasus pembunuhan anggota parlemen yang pro Uni Eropa, berada di posisi sama kuat.
Pihak yang pro kepada opini untuk meninggalkan Uni Eropa mengatakan bahwa Brexit akan menguntungkan bagi perekonomian Inggris. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebutkan Brexit akan menyebabkan kekacauan finansial.
Para trader, investor dan sejumlah perusahaan bersiap siap akan kemungkinan terjadinya fluktuasi di pasar keuangan terlepas dari keputusan akhir referendum.
Para generasi muda Inggris sepertinya lebih cenderung memilih untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Namun generasi lebih tua sepertinya cenderung untuk tidak ikut dalam pemilihan.
“Pergilah dan pilihlah untuk tetap [menjadi anggota Uni Eropa] untuk Inggris yang lebih besar dan lebih baik,” kata Cameron seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/6/2016).
Rival utama Cameron yakni mantan Walikota London, Boris Johnson, yang mendukung Inggris untuk lepas dari Uni Eropa membangkitkan kampanyenya dan menyerukan para pemilih bahwa ini merupakan kesempatan terakhir untuk menyelesaikan isu ini.
Pada Rabu (22/3/26), pondsterling meroket ke level tertingginya sepanjang tahun ini terhadap dolar AS setelah opsi tetap sebagai anggota Uni Eropa mempimpin dalam sebuah jajak pendapat.
Pada Rabu (22/6/2016) para juru kampanye dari kedua belah pihak masih berusaha memenangkan hati 10% dari 46.5 juta pemilih yang masih belum memutuskan pilihannya.
Kampanye yang menolak Inggris keluar dari Uni Eropa menyebutkan Brexit akan merusak perekonomian, keamanan dan status Inggris, sementara itu kampanye pendukung Brexit mengatakan tingginya gelombang imigran tidak akan bisa dikontrol jika Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa.
“Jika besok kita tidak memilih untuk keluar kita akan tetap berada di kursi penumpang sebuah mobil dengan tujuan tidak jelas ke tempat yang tidak kita ketahui dan mungkin dikendarai oleh seseorang yang bahakan tidak bisa berbahasa inggris dengan benar,” kata Johnson, Rabu (22/6/2016), seorang kandidat utama yang mungkin akan menggantikan Cameron. ()