Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REFERENDUM BREXIT: Kemungkinan Inggris Keluar UE Menipis, Poling ProBrexit Tinggal 37%

Berdasarkan Bloomberg Brexit Tracker kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa mencapai 37% pada Senin (20/6/2016).
Seorang perempuan meletakkan karangan bunga sebagai tanda penghormatan di dekat foto anggota parlemen Inggris Jo Cox di kompleks parlemen di London, Inggris (17/6/2016) yang tewas diserang seorang pria./Reuters-Stefan Wermuth
Seorang perempuan meletakkan karangan bunga sebagai tanda penghormatan di dekat foto anggota parlemen Inggris Jo Cox di kompleks parlemen di London, Inggris (17/6/2016) yang tewas diserang seorang pria./Reuters-Stefan Wermuth

Kabar24.com,JAKARTA—Bloomberg Brexit Tracker menunjukkan kemungkinan ke luarnya Inggris dari Uni Eropa mencapai 37% pada Senin (20/6/2016).

Referendum untuk menentukan apakah Inggris akan ke luar dari Uni Eropa akan digelar pada 23 Juni 2016.

Berdasarkan poling yang dilaksanakan oleh www.ncpolitics.uk dan dipublikasikan di Bloomberg, hanya 37% responden memilih untuk ke luar dari UE. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan jumlah pendukung Brexit yang mencapai 42% pada akhir pekan lalu.

Sebelumnya, kampanye terkait referendum sempat ditangguhkan akibat insiden penembakan anggota parlemen Jo Cox. Cox (41) yang terjadi pada Kamis (16/6/2016). Jo Cox merupakan anggota parlemen dari partai Oposisi Labour Party dan pendukung yang vokal atas keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Sementara itu, Perdana Menteri David Cameron sempat melontarkan kalimat yang menuduh lawan-lawannya mencoba menipu rakyat agar memilih untuk meninggalkan Uni Eropa.

Dia menggaris bawahi beberapa pernyataan lawan-lawannya seperti bergabungnya Turki dengan Uni Eropa, kaharusan Inggris untuk ikut dalam tentara Eropa, serta biaya keanggotaan Uni Eropa yang harus dibayar oleh Inggris sebesar 350 juta poundsterling (US$500 juta) perminggu sebagai contoh kebohongan.

 “Saya yakin ada beberapa argumen agar Inggris meninggalkan Uni Eropa, tetapi ketiga hal itu, yang menjadi topik utama dalam selebaran mereka tidaklah benar,” kata Cameron seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (20/6/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper