Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gagal Bertemu Para Pengeritik Pemerintah, Obama Kecam Vietnam

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam kebebasan berpolitik di Vietnam setelah para kritikus yang tidak mendukung pemerintahan saat ini dilarang untuk bertemu dengannya di Hanoi.
Barack Obama/Reuters
Barack Obama/Reuters

Kabar24.com, HO CHI MINH - Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam kebebasan berpolitik di Vietnam setelah para kritikus yang tidak mendukung pemerintahan saat ini dilarang untuk bertemu dengannya di Hanoi.

Pada Senin (23/5/2015) Obama mengumumkan bahwa Amerika telah mencabut embargo senjata atas Vietnam dalam perkembangan hubungan kedua negara seiring makin agresifnya China di Laut China Selatan.

Para kritikus menyebutkan dengan pencabutan embargo senjata, yang merupakan peninggalan perang Vietnam, Amerika lebih mendahulukan kekhawatiran atas semakin gigihnya China di Laut China Selatan dan mengesampingkan perbaikan pemeliharaan hak azasi manusia di Hanoi.,

Seorang intelektual terkemuka di Vietnam Nguyen Quang A seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/5/2016) mengatakan sekitar 10 orang polisi mendatangi rumahnya pada pukul 06.30 pagi waktu setempat dan membawanya keluar dari Ibu kota menggunakan mobil hingga tiba waktunya Obama akan meninggalkan Hanoi.

Quang A, seorang mantan pengusaha IT juga merupakan salah satu warga yang diawasi ketat oleh Vietnam.

Sebelum dia dibawa pergi, dia mem-posting sebuah foto di Facebook yang sudah berpakaian rapi dan siap untuk bertemu Obama.

Dia memberikan caption ‘Sebelum pergi. Bisa jadi akan dicegat atau ditangkap. Agar orang-orang tahu’.

Seorang pengacara yang cukup vokal juga mengakui bahwa dia tidak diizinkan untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden Obama yang diadakan dengan enam pemimpin masyarakat sipil lainnya.

Belakangan, Obama menyadari bahwa Vietnam telah menghalangi beberapa aktivis untuk mengadiri pertemuan dan mengatakan ini merupakan indikasi bahwa meskipun terdapat beberapa reformasi hukum, masih ada orang-orang yang dipersulit untuk berkumpul dan ikut menata isu-isu yang mereka pedulikan.

 “Masih ada bagian yang menjadi perhatian signifikan dalam hal kebebasan berbicara, berkumpul,” katanya dalam sebuah pidato.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper