Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BIN: 10 WNI yang Disandera Kelompok Abu Sayyaf Ditempatkan Terpisah

Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan lokasi penyanderaan 10 Warga Negara Indonesia tidak berada di satu titik dan otoritas pertahanan keamanan Indonesia telah mengetahui secara persis lokasi-lokasi tersebut.
Sutomo (49) menunjukan foto putranya Bayu Oktavianto yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Filipina. Bayu Oktavianto satu dari sepuluh awak kapal yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf saat melintas di perairan Filipina pada Sabtu (26/3/2016)/Antara- Aloysius Jarot Nugroho
Sutomo (49) menunjukan foto putranya Bayu Oktavianto yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Filipina. Bayu Oktavianto satu dari sepuluh awak kapal yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf saat melintas di perairan Filipina pada Sabtu (26/3/2016)/Antara- Aloysius Jarot Nugroho

 

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan lokasi penyanderaan 10 Warga Negara Indonesia tidak berada di satu titik dan otoritas pertahanan keamanan Indonesia telah mengetahui secara persis lokasi-lokasi tersebut.

Kepala BIN Sutiyoso mengungkapkan pemerintah masih mempertimbangkan beberapa opsi yang akan diambil dalam upaya penyelamatan WNI tersebut. Presiden RI Joko Widodo, kata Sutiyoso, juga telah menjalin komunikasi dengan Presiden Filipina Benigno Aquino III.

"Prinsip dasarnya, bagaimana menjamin keamanan para sandera ini. Karena ini di negara orang, harus ada proses kerja sama dan izin dari pemerintah Filipina, andaikata kita harus mengirimkan pasukan. Saya, Menteri Luar Negeri dan Panglima TNI terus berkoordinasi," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (31/3/2016).

Kepala BIN menolak memaparkan opsi-opsi tersebut karena terkait dengan keselamatan para sandera. Dia hanya menyebutkan, ada 11 warga negara lain yang disekap sebelum penyanderaan 10 WNI oleh kelompok milisi Abu Sayyaf.

Sutiyoso menuturkan warga asing tersebut berasa dari Filipina sendiri yang menjadi wilayah operasi kelompok milisi ini sebanyak 6 orang, Italia 1 orang, Norwegia 1 orang, Belanda 1 orang dan Kanada 2 orang.

Dia menyampaikan, pemerintah Filipina sendiri tidak bisa memberikan jaminan keamanan baik terhadap para sandera maupun terhadap operasi keamanan yang nantinya akan dilakukan.

"Tidak ada jaminan keamanan kayak gitu. Karena nyatanya, 6 orang Filipina sudah lama tidak ada. Kita juga bertanya-tanya kan. Tapi kalau pasukan kita itu sangat qualified lah, meski operasi di negara lain tidak semudah yang dibayangkan," jelasnya.

Kepala BIN juga sempat menyinggung mengenai uang tebusan untuk warga negara lain tersebut. Dia menyebutkan, pemerintah Kanada dimintai uang tebusan sebesar 1 miliar peso per orang. "Mereka lebih dulu disandera ketimbang kita. Sebelumnya juga yang sudah dibantai, dari Malaysia."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper