Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau para penerbit berkonsolidasi membenahi tata niaga perbukuan nasional agar bisa tersebar hingga ke pelosok daerah dengan harga terjangkau.
Pernyataan tersebut disampaikan Wapres Kalla kepada Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Rosidayati Rozalina dalam pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Rabu|(2/3/2016).
"Untuk buku konvensional, beliau pak Wapres mendorong penerbit berkonsolidasi, introspeksi agar bisa membenahi tata niaga buku supaya mudah didapat dan murah,"ujar Rosidayati.
Ikapi diminta menyusun sistem tata niaga yang inovatif dan wajib menyerahkan laporan tersebut kepada Wapres dalam pertemuan selanjutnya untuk ditindaklanjuti. Skema tata niaga baru diharapkan mampu mendorong perkembangan toko buku di daerah dan meningkatkan kepemilikan buku oleh masyarakat.
Terkait nilai buku, Rosidayati berpendapat, harga buku nasional relatif murah jika dibandingkan buku terbitan luar negeri. Terlebih, Indonesia dikenal sebagai pemasok ekspor kertas sehingga ongkos produksi dari bahan baku menerbitkan buku relatif lebih rendah dibanding negara lain.
"Mungkin masalahnya bukan hanya daya beli [karena harga buku mahal] tapi mungkin minat baca dari masyarakat sendiri,"ungkapnya.
Menanggapi maraknya peredaran buku digital yang dianggap mematikan penjualan buku konvensional seiring perkembangan zaman, dia menilai keduanya memiliki segmen pasar yang berbeda dan tak saling mematikan.
"Saya kira fungsi buku masih punya peranan strategis, khususnya terkait peradaban bangsa juga,"tuturnya.