Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KASUS ACEH SINGKIL: Negara Tak Hadir, Masyarakat Salahkan Bupati

Ketua Umum Himpunan Masyarakat Aceh Singkil dan Subulussalam Sejabotabek, Amiruddin Usman, mengatakan pembakaran yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil adalah mutlak kesalahan Bupati Aceh Singkil Safriadi atau Oyon.
Aparat kepolisian mengamankan lokasi kejadian tindak kekerasan di Aceh Singkil/setkab.go.id
Aparat kepolisian mengamankan lokasi kejadian tindak kekerasan di Aceh Singkil/setkab.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Masyarakat Aceh Singkil dan Subulussalam Sejabotabek Amiruddin Usman mengatakan kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Aceh Singkil adalah mutlak kesalahan Bupati Aceh Singkil Safriadi atau Oyon.

Menurut dia, masyarakat sebelumnya pernah mengirimkan surat protes kepada bupati pada 6 Oktober 2015 sebelum terjadinya pembakaran tempat ibadah.

“Namun saat itu Bupati tidak ada di tempat dan tidak menunjukan iktikad baik,” kata Amiruddin kepada Tempo, Minggu (18/10/2015).

Sebelumnya, masyarakat juga pernah melayangkan protes terhadap rumah ibadah tak berizin di Kabupaten Aceh Singkil. Namun protes tersebut tidak direspons.

Adanya rumah-rumah ibadah yang terus bermunculan dianggap menyalahi aturan terkait pendirian rumah ibadah yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2007. Aturan tersebut juga tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri.

Dalam Pergub tersebut menyatakan bahwa pendirian rumah ibadah harus memenuhi persyaratan yang meliputi daftar nama dan KTP pengguna rumah ibadah paling sedikit 150 orang, serta dukungan sedikitnya 120 warga masyarakat setempat. Namun, beberapa rumah ibadah yang berdiri masih banyak yang tidak memenuhi prasyarat tersebut.

“Kami menilai kinerja pemerintahan di sini tidak jalan sama sekali. Terlebih tidak banyak masyarakat yang tahu soal hukum. Kampung ini seperti tidak diurus, kehadiran negara tidak ada,” kata Amiruddin.

Amiruddin yang pernah besar dan tinggal di Aceh mengaku selama ini tidak pernah ada pergolakan yang melibatkan perbedaan suku maupun agama.

Menurutnya, Aceh Singkil merupakan daerah paling beragam karena banyaknya pendatang. “Bagaimana mungkin kami yang hidup dan besar dalam keberagaman itu harus bertikai karena perbedaan itu sendiri. Kami semua bersaudara. Ini murni kelalaian pemerintah daerah,” kata dia.

Amiruddin menyayangkan pemberitaan di media yang menonjolkan jika masyarakat Aceh Singkil tidak toleran. Dia menganggap yang berkomentar di media bukanlah orang yang paham betul soal Aceh Singkil. Amiruddin bahkan mengecam Menteri Agama yang mengatakan masyarakat Aceh Singkil anarkis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper