Kabar24.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kompleks Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta Timur usai menjadi inspektur upacara Peringatan Kesaktian Pancasila, Kamis (1/10/2015).
Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan dan pejabat lainnya mendapat penjelasan sejarah tujuh pahlawan revolusi yang dimasukkan ke dalam sumur tua. Luhut terlihat mengobrol dengan Jokowi di pinggir sumur tua.
Sumur itu adalah tempat membuang tujuh pahlawan revolusi yakni Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayjen Anumerta DI Panjaitan, Letjen Anumerta M.T. Haryoo, Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean, Letjen Anumerta Siswandono Parman, Letjen Anumerta Suprapto dan Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo.
Presiden kemudian mengunjungi rumah penyiksaan tempat pahlawan revolusi disiksa untuk menandatangani surat pernyataan mendukung komunisme di Indonesia. Mereka disiksa sebelum akhirnya dibunuh. Jokowi meninjau tempat itu sekaligus rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur umum.
Masih dalam kompleks yang sama terdapat Pos Komando yang merupakan rumah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb dipakai oleh pimpinan G/30/S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka perencanaan penculikan terhadap tujuh pahlawan revolusi.
Peninjauan oleh Presiden ini disebut-sebut langka. Pasalnya, Presiden sebelumnya selain Presiden Ke-2 Soeharto, tidak pernah meninjau kompleks RI monumen tersebut.
Rombongan pun antusias mendampingi Presiden ditutup dengan foto bersama di bawah monumen patung pancasila dan tujuh pahlawan revolusi.