Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LIPI: Kemajuan Iptek Jadi Indikator Kesejahteraan Bangsa

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain menyoroti masih minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu persoalan bangsa yang harus segera disadari agar kita dapat lebih bersaing di tingkat global.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)/wikipedia.org
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)/wikipedia.org
 
Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain menyoroti masih minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu persoalan bangsa yang harus segera disadari agar kita dapat lebih bersaing di tingkat global.
 
"Pengembangan iptek masih belum bisa disejajarkan dengan negara lain yang kemajuan bangsanya ditopang oleh kemajuan teknologi," katanya dalam seminar nasional kongres asosiasi ilmu politi indonesia (AIPI) di Widya Graha LIPI, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
 
Dia mengatakan bahwa indikator pengembangan iptek di suatu negara dapat dilihat dari beberapa hal, seperti berapa jumlah peneliti per satu juta penduduk. Saat ini, Indonesia baru memiliki 90 peneliti per satu juta penduduk.
 
Sebagai gambaran, di Brazil terdapat 700 peneliti per satu juta penduduk, Rusia 3.000 peneliti per satu juta penduduk, India 160 peneliti per satu juta penduduk, Tiongkok 1.020 peneliti per satu juta penduduk, dan Korea Selatan 5.900 peneliti per satu juta penduduk.
 
"Ini data yang menunjukkan bagaimana kita mau menuju penguasaan iptek ke depan," ucap Zulkarnain.
 
Indikator lainnya adalah jumlah belanja penelitian dan pengembangan nasional dalam rasio produk domestik bruto (PDB). Belanja litbang nasional hanya 0,09% dari PDB.
 
Malaysia memiliki rasio belanja litbang sebesar 2% dari PDB, Amerika Serikat 3%, Tiongkok 2%, dan salah satu yang tertinggi di dunia adalah Israel sebesar 4%.
 
Kemudian, jumlah institusi riset juga berpengaruh pada pengembangan iptek. Di Amerika Serikat terdapat 394 institusi riset, Jerman 180 institusi, dan Jepang 170 institusi.
 
"Sebuah tantangan tidak bisa diselesaikan satu institusi riset. Perlu kebijakan terobosan untuk meningkatkan peneliti tapi dibutuhkan juga 'research university', yang memberikan ruang besar dengan rasio pengajaran lebih kecil dibandingkann riset," ucapnya.
 
Penguasaan iptek menjadi penting mengingat kategori perkembangan negara Indonesia sudah masuk dalam fase "eficiency economic driven state", di mana di ujungnya nanti adalah menuju "innovation driven state". 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper