Kabar24.com, JAKARTA -- Badan Reserse Kriminal Polri terus mendalami keterlibatan salah satu perusahaan ikan dalam kasus perdagangan manusia, menyusul dievakuasinya 45 warga Myanmar dari Ambon lantaran diduga korban perdagangan manusia, Rabu (5/8/2015) kemarin.
"Iya nanti sedang didalami ya, artinya kita masih terus bekerja mendalami keterlibatan perusahaan itu," kata Kabareskrim Komjen Pol. Budi Waseso di Bareskrim, Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Menurut Waseso saat ini penyidik human trafficking tengah memeriksa para korban sebagai saksi. Dari keterangan para saksi ini, nanti akan terlihat arahnya kemana. Namun, berdasarkan pendapat sementara ada dugaan mengarah ke perdagangan manusia.
"Kita belum bisa simpulkan secara utuh," katanya.
Menurut dia jika dari keterangan saksi dan alat bukti sudah cukup kuat, maka pihaknya segera menindak meminta keterangan perusahaan tersebut. Budi melihat dalam kasus ini diduga melibatkan lebih dari satu perusahaan.
"Mungkin kalau sudah selesai pasti bisa diambil kesimpulan untuk memeriksa perusahaan," katanya.
Sementara itu terkait 45 warga Myanmar, Budi mengatakan pihaknya masih memeriksa para korban untuk membuktikan dugaan perdagangan orang dalam kasus ini. "Diungkap yang sebenarnya, jaringannya bagaimana, dan proses kerjanya bagaimana," katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari penyidik, perusahaan yang mempekerjakan puluhan warga Myanmar itu diduga adalah PT S & T Mitra Mina.
Sebelumnya, Kepala Unit Human Trafficking Bareskrim Polri, AKBP Arie Dharmanto mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi 45 warga Myanmar itu dari Ambon setelah mendapat laporan dari pihak kedutaan Myanmar, Rabu (5/8/2015).
Arie mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, identitas mereka dipalsukan menjadi warga Thailand. Adapun bosnya adalah seorang warga negara Thailand.
Mengenai modusnya, Arie melihat modus yang digunakan mirip dengan kasus dugaan perbudakan di Benjina. Namun dia enggan memastikan pengungkapan ini ada kaitannya dengan Benjina. "Sama-sama anak buah kapal, tidak digaji, seaman book ,"katanya.
Selama di Ambon, mereka bekerja salah satu perusahaan. Menurut Arie, korban berdasarkan informasi yang diperoleh awalnya hendak dipulangkan ke Myanmar. Namun Arie mempertanyakan, jika dipulangkan kenapa tak ada koordinasi dengan koordinasi pihak setempat maupun kedutaan Myanmar di Indonesia. Inilah selanjutnya yang akan didalami penyidik.