Kabar24.com, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana mengaku tergerak menjadi whistleblower atau pengungkap dalam kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS) dan printer scanner pada APBD-P DKI 2014 karena telah memiliki temuan baru terkait kasus tersebut.
"Kan baru ada temuan kasus. Kemarin ini belum ada temuan kasus, sekarang ada temuan kemudian kita proaktif membantu mengungkap masalah ini," katanya di Bareskrim, Jakarta, Senin (29/6/2015).
Selain itu Lulung juga berencana memanggil Ahok bila di kemudian hari ditemukan lagi kasus korupsi yang menyangkut Pemprov DKI Jakarta. "Ya artinya kalau itu terjadi ada dugaan korupsi, kami menggunakan fungsi kami untuk meminta atau memanggil Pak Gubernur," katanya.
Pemanggilan, ujar Lulung, untuk meminta penjelasan kenapa harus terus menerus ada dugaan korupsi yang dilakukan oleh birokrat pegawai negeri sipil DKI. "Yang dipimpin Pak Ahok," katanya.
Dia menambahkan pihaknya tidak rinci memeriksa persoalan-persoalan tersebut lantaran adanya di Badan Pengawas Daerah.
"Kalau kemungkinan ada tindakan dugaan korupsi itu ya kita wajib memanggil karena eksekutor ada di sana bukan di kami," katanya.
Dalam pengakuannya, Lulung mendatangi Bareskrim untuk bertemu dengan penyidik guna memberikan laporan data untuk membantu kepolisian mengungkap soal dugaan korupsi UPS dan printer.
Namun Lulung tak menyebut rinci dokumen apa saja yang telah diserahkan ke penyidik tersebut.
Saat ini Bareskrim tengah menangani dugaan korupsi UPS dan sudah dua orang ditetapkan tersangka yakni Alex Usman dan Zaenal Soleman.
Selain itu, penyidik juga sedang mendalami dugaan korupsi pengadaan printer dan scanner di sekolah-sekolah DKI. Belum ada keterangan resmi mengenai tersangka kasus printer, namun indikasi mengarah ke Alex Usman.