Kabar24.com, JAKARTA - Nanang Jamaluddin, ayah dari Achmad Jibril Jamaluddin, saksi kunci kasus tewasnya Akseyna Ahad Dori (Ace), mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia, meminta anaknya tidak berbicara apapun terkait kasus ini kepada media massa.
"Saya minta dia tidak berkomentar agar tidak simpang siur. Saya tahu dia tidak bersalah dan itu cukup," katanya saat menjenguk Jibril, tak lama setelah maraknya pemberitaan kasus tewasnya Ace.
Dia mengkritisi pemberitaan media massa yang telah menyudutkan anaknya.
Menurut Nanang, Jibril hanya kebetulan berada di kamar Ace saat mahasiswa jurusan Biologi itu hilang, sampai jasadnya ditemukan di Danau Kenanga UI Depok.
"Anak saya berada di waktu dan tempat yang salah".
Jibril merupakan teman Ace yang juga kuliah di jurusan yang sama, Fakultas MIPA, UI.
Menurut Maryamah, penjaga rumah indekos Ace, Jibril mendatangi kamar indekos Ace pada Jumat 27 Maret 2015, atau sehari setelah jasad Ace ditemukan di danau.
Ketika diminta membereskan kamar Ace pada Minggu, 29 Maret 2015, Jibril menemukan surat 'perpisahan' Ace yang meminta agar keberadaannya tak dicari.
Nanang menilai pemberitaan media massa bersifat sepihak, media seolah menciptakan kesan bahwa Jibril adalah pelaku yang menyebabkan Ace tewas. "Padahal polisi saja tak menyatakan begitu".
Penilaian yang sama juga dirasakan anggota keluarganya. Terlebih, Nanang mengatakan semua anggota keluarga Jibril di Singkawang, Kalimantan Barat, turut memantau perkembangan kasus ini.