Bisnis.com, JAKARTA— Pernyatan Presiden Jokowi soal utang Indonesia ke IMF ditanggapi dengan keras oleh Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 RI.
SBY, melalui akun twitter @Sbyudhoyono, menegaskan utang Indonesia ke IMF sudah lunas pada 2006 bahkan dilunasi 4 tahun lebih cepat dari jadwal pembayaran.
Dia menjelaskan pemerintahannya memutuskan untuk melunasi utang IMF lebih cepat agar bisa lepas dari pengaruh IMF dan badan donor lain dalam perencanaan APBN dan pengelolaan ekonomi.
“Rakyat Indonesia tidak lagi dipermalukan dan merasa terhina, karena kita tidak lagi menjadi pasien IMF. Bebas dari trauma masa lalu,” kata SBY, Selasa (28/4/2015).
Pelunasan pinjaman IMF lebih awal merupakan kebijakan pemerintah yang diusulkan oleh Menteri Keuangan saat itu, Sri Mulyani.
Keputusan melunasi sisa dari utang sekitar US$25 miliar Indonesia kepada IMF 4 tahun lebih awal diperkirakan menghemat bunga utang lebih dari US$100 juta.
Yudhoyono menambahkan Indonesia malah berposisi sebagai salah satu negara donor di IMF sejak 2012.
Berdasarkan data bisnis, penyertaan modal tersebut diberikan atas dasar permintaan IMF yang disampaikan oleh Direktur IMF Christine Lagarde dengan nilai sekitar Rp25,8 triliun.
“Pada kunjungan pemimpin IMF tahun 2012, kita diminta untuk menaruh dana di IMF, untuk bantu negara yang alami krisis. Tangan kita berada di atas,” kata SBY.
Tanggapan dari Ketua Umum Partai Demokrat tersebut menanggapi pernyataan Presiden Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma pada Minggu (26/4/2015).
Jokowi menjawab pertanyaan wartawan mengenai pidatonya di peringatan 60 tahun Konfrensi Asia Afrika yang dinilai beberapa pihak anti IMF. “Siapa yang bilang anti [IMF]. Siapa? Kita kan masih pinjam ke sana,” kata Presiden.
SBY merasa ralat atas pernyataan Jokowi tersebut penting agar fakta tentang kebijakan masa pemerintahannya tidak rancu.
“Jika pernyataan Presiden Jokowi tersebut tidak saya koreksi, rakyat bisa menuduh saya yg berbohong. Kebenaran bagi saya mutlak. Saya yakin beliau yang waktu itu sudah bersama saya di pemerintahan paham tentang kebijakan dan tindakan pemerintah,” kata SBY.