Bisnis.com, JAKARTA—UNICEF mengungkapkan konflik Yaman dalam sebulan terakhir telah merenggut nyawa ratusan anak dan ratusan lainnya terluka parah. Sejumlah besar lainnya direkrut untuk terlibat dalam perang.
UNICEF mengungkapkan sekurang-kurangnya 115 anak telah terbunuh dan 172 terluka parah sejak akhir Maret. Kebanyakan terbunuh oleh serangan udara, dan lainnya oleh ranjau, granat, dan tembakan senjata.
Selain itu, keterbatasan akses terhadap air bersih menyebabkan sejumlah besar balita terserang diare. Sebagian besar anak-anak di sana kekuarangan nutrisi.
Perwakilan UNICEF Yaman Julien Harneis mengungkapkan hingga saat ini masih ada ratusan anak di Yaman yang masih tinggal di lingkungan yang paling berbahaya. Mereka kerap terbangun di malam hari dengan ketakutan akibat suara bom dan senjata.
“Banyaknya korban anak-anak ini menunjukkan dengan jelas betapa buruknya keberlanjutan konflik ini terhadap anak-anak di negara ini,” katanya, Jumat (24/4/2015).
Menurut PBB, total korban jiwa dalam konflik ini hingga saat ini diperkirakan mencapai 551 jiwa. Sekurang-kurangnya 140 anak-anak telah direkrut oleh kelompok bersenjata. Selain itu, 30 sekolah dan 20 rumah sakit telah diserang atau dikuasai.
Kolasi yang dipimpin Saudi terus memborbardir Yaman sepanjang pekan ini. Sementara itu, pertempuran terus terjadi antara milisi Houthi yang setia terhadap presiden Yaman sebelumnya, Ali Abdullah Saleh, dan kelompok bersenjata yang setia terhadap Presiden Abd-Rabbu Mansour-Hadi.