Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Beda Revolusi Mental Jokowi dengan Karl Mark Menurut SBY

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan revolusi mental yang diusung Presiden Jokowi dalam pemerintahannya berbeda dengan revolusi mental yang dipahami kelompok marxisme melalui pemikiran filosof Jerman, Karl Marx.
Presiden Joko Widodo san Susilo Bambang Yudhoyono/Antara
Presiden Joko Widodo san Susilo Bambang Yudhoyono/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan revolusi mental yang diusung Presiden Jokowi dalam pemerintahannya berbeda dengan revolusi mental yang dipahami kelompok marxisme melalui pemikiran filosof Jerman, Karl Marx.

"Saya pahami revolusi mental Jokowi tidak sama dengan yang dicetuskan Karl Marx," kata SBY saat menyampaikan dialog kunci dalam diskusi yang bertema "Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Indonesia Progresif" di Jakarta, Sabtu (25/4/2015).

SBY berbicara mengenai revolusi mental karena diskusi tersebut mengangkat tema serupa. "Revolusi mental pernah hidup abad 18 ketika tokoh besar Jerman Karl Marx, mengangkat istilah revolusi mental," katanya.

Dalam pemikirannya, Karl Marx menyatakan yang harus direvolusi adalah mental kaum proletar agar menjadi progresif dan meniadakan struktur menindas dan membelenggu.

Sementara revolusi mental yang dimaksud Jokowi, menurut SBY, adalah mengubah karakter masyarakat tanpa perlu pertumpahan darah, layaknya revolusi umumnya terjadi.

"Itu saya dukung 100 persen. Memang ada satu-dua pemikiran pak Jokowi yang berbeda dengan saya dan memang tidak dilarang berbeda, harus saling menghormati," kata dia.

SBY mengingatkan revolusi adalah perubahan besar-besaran, fundamental dan seringkali dengan pertumpahan darah, meskipun tidak selalu demikian, sedangkan definisi mental dapat disimpulkan berkaitan dengan pikiran.

"Maka kalau boleh saya menyimpulkan revolusi mental adalah perubahan fundamental dan total atas alam pikiran masyarakat, bangsa Indonesia, orang perorang, agar negara ini 10-20 tahun lagi menjadi bangsa yang sukses," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper