Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla yakin bom yang menghancurkan Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yaman tidak direncanakan, melainkan hanya imbas 'bom tanpa mata’.
Kalla mengungkapkan keprihatinan terhadap konflik internal yang terus bergulir di Yaman. Dia menilai kelompok pemberontak tidak menyasar Gedung KBRI dengan serangan bom secara khusus.
“Saya yakin kedutaan kita tidak direncanakan bom, cuma kena imbas saja,” tegasnya, Selasa (21/4/2015).
Menurut Kalla, bom yang jatuh tepat di KBRI Kota Sana’a, Yaman, bukan merupakan bentuk kesengajaan. Hanya saja, pasukan pemberontak Yaman tidak menggunakan bom pintar yang memiliki mata sehingga tidak dapat membidik sasaran secara tepat.
“Bom itu tidak semua smart bom yang punya mata. Kalau smart bom itu punya mata di mana dia jatuh,”urainya.
Langkah selanjutnya, Kalla mengatakan pemerintah akan berupaya keras menyelamatkan warga Indonesia yang berada di daerah konflik tersebut.
“Mau apa lagi, memang itu sudah diduga akan terjadi di daerah konflik. Sekarang tinggal menyelamatkan warga saja,”sambungnya.
Senin (20/4/2015) pagi, Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yaman yang berada di Kota Sana'a terkena serangan bom. Beberapa kendaraan milik KBRI yang ada di sekitar area itu mengalami kerusakan.
KBRI Sana'a menginformasikan dua orang staf diplomat dan seorang WNI terluka dan mendapatkan pertolongan.
Berdasarkan rilis dari Kementerian Luar Negeri, saat ini terdapat 17 orang Warga Negara Indonesia yang terdiri dari staf KBRI Sana'a, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI sedang mengunggsi. Mereka dievakuas ke Wisma Duta di Sana'a untuk segera menuju ke Hudaidah.
Sejak konflik Yaman memanas, Indonesia telah mengevakuasi 1.981 WNI keluar dari Yaman sejak Desember 2014. Adapun yang sudah tiba di Tanah Air sebanyak 1.973 orang.