Bisnis.com, JAKARTA - Setelah berminggu-minggu berlangsungnya konflik yang menewaskan 600 jiwa dan mengungsikan 100.000 orang, dua pesawat pertama berisi bantuan medis untuk Yaman akhirnya mendarat di Ibu Kota Sanaa pada Jumat (10/04/2015).
Terkait dengan hal tersebut, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pun memohon jeda guna memungkinkan datangnya lebih banyak bantuan.
Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bersama Organisasi Anak-anak PBB (UNICEF) menyatakan mereka akhirnya berhasil mendaratkan dua pesawat di Sanaa, setelah mengalami penundaan berhari-hari. Pesawat itu membawa lebih dari 30 ton peralatan medis.
Kedatangan pesawat itu terjadi dua hari setelah dua muatan kapal berisi bantuan medis darurat dan tim dokter bedah dari ICRC dan Medecins Sans Frontieres berlabuh di Aden.
Yemen Johannes van der Klauwe, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman, mengungkapkan masih banyak bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya kerap menyerukan jeda dalam konflik ini untuk memungkinkan bantuan tersebut sampai ke tengah masyarakat.
“Kami telah mendapatkan pesawat bantuan perdana, tetapi kami membutuhkan lebih banyak bantuan lainnya. Baik melalui pesawat atau kapal,” ujarnya.
Dia menambahkan agar penyaluran bantuan ini efektif, pihaknya membutuhkan ruang, semacam jeda kemanusiaan. Setiap hari ruang udara dibuka untuk penerbangan bantuan yang datang dan pergi.
“Terpencil di Aden, satu juga orang berisiko terputus aksesnya dari air bersih dalam hitungan hari, kecuali ada bantuan lain yang dibawa masuk” ujarnya.