Kabar24.com, JAKARTA—Pemulangan warga negera sipil asal Indonesia yang ada di Yaman terhambat karena pertempuran semakin meluas. Sedikitnya 783 WNI masih tertahan di penampungan dan menunggu dipulangkan ke Tanah Air.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Lestari Marsudi mengatakan sejak proses evakuasi dimulai pada Desember lalu hingga hari ini WNI yang berhasil kembali ke Nusantara mencapai 770 orang.
“Hingga kini, masih terdapat sejumlah WNI yang berada di berbagai penampungan atau safe house dan menunggu evakuasi dengan rincian di Aden 89 orang, Sana’a 50 orang, Al-Mukalla 200 orang, dan Tarim 444 orang,” kata Retno dikutip dari laman resmi Kementerian, kemlu.go.id, Kamis (9/4/2015).
Menurut Retno, proses evakuasi WNI terhambat karena keadaan keamanan di Yaman, khususnya di bagian Barat Yaman sekitar kota Aden dan Sana’a, kini semakin memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin meluas.
Dia mencontohkan tim evakuasi di wilayah Yaman Selatan saat ini masih terus menjajaki ketersediaan kapal dari Djibouti untuk menjemput WNI yang ada di Kota Aden.
Pasalnya, banyak kapal yang takut berlabuh ke kota tersebut dikarenakan kondisi keamanan tidak stabil.
“Keadaan ini mempersulit upaya evakuasi dan mengharuskan Tim Percepatan Evakuasi WNI untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi. Tim evakuasi tetap berpegang pada prinsip melakukan evakuasi secara cepat, aman, dan efisien,” ujarnya.
Menlu Retno juga meminta kepada pihak yang bertikai di Yaman agar memberlakukan jeda kemanusiaan untuk memberikan kesempatan bagi warga sipil dievakuasi.
Dia memerintahkan wakil tetap (Watap) RI di PBB untuk mendorong Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk jeda tersebut.
Di sisi lain, pemerintah juga mengimbau seluruh WNI di Yaman bersedia untuk meninggalkan negara tersebut sebelum situasi benar-benar semakin memburuk.
Para keluarga di Tanah Air diminta mendorong anggota keluarganya di Yaman untuk bersedia dievakuasi.