Kabar24.com, SAN FRANSISCO--Asosiasi pengapalan AS menilai aksi mogok serikat pekerja beresiko menyetop operasional 29 pelabuhan di West Coast selama 5-10 hari ke depan.
Ketua Asisuasi Kelautan Pasifik (PMA/Pacific Maritime Association) James McKenna mengatakan keterlambatan dan penundaan pengiriman di beberapa pelabuhan merugikan para petani, pabrik, dan konsumen. Pasalnya, hal itu otomatis mengganggu distribusi barang.
McKenna mendesak Persatuan Pergudangan dan Bongkar Muat Internasional (Internastional Longshore and Warehouse Union) untuk menyetujui proposal kontrak resmi yang diajukan para pekerja.
"Kita tidak punya pilihan. Sistem akan terhenti," kata McKenna, seperti dilansir dariBloomberg, Kamis (5/2/2015).
Asosiai perkapalan, operator terminal, dan buruh pelabuhan menuntut proposal yang di dalamnya termasuk peningkatan upah tahunan sebesar 3% selama lima tahun ke depan, memangkas iuran layanan kesehatan, dan tambahan dana pensiun sebesar 11%.
Sementara itu, saat ini rerata pekerja memperoleh upah sebesar US$147.000 per tahun, US$35.000 iuran kesehatan, dan tunjangan pensiun US$80.000 per tahun.
Adapun, kontrak yang berlaku selama enam tahun sebelumnya berakhir pada Juli tahun lalu.
Mediator negara bagian bersedia menengahi diskusi antara kedua belah pihak di San Fransisco pada awal tahun ini.
Namun, pekerja menuntut perubahan signifikan yang belum bisa dipenuhi. Juru bicara serikat pekerja Craig Merrilees mengatakan dua pihak tersebut akan kembali menegosiasikan poin-poin yang diajukan pekerja pada pekan ini.