Bisnis.com, JAKARTA - Rusia dan Iran menyepakati pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di wilayah Iran sebagai bagian dari perluasan kerja sama pemanfaatan atom di berbagai bidang untuk tujuan damai.
Kesepakatan itu tertuang dalam Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang ditandatangi oleh Chief Executive Officer (CEO) Rosatom—perusahaan nuklir milik Rusia—Segey Kirienko dan Kepala Organisasi Energi Atom Iran Ali-Akbar Salehi.
Dalam kesepakatan tersebut, Rusia dan Iran berencana membangun empat pembangkit listrik tenaga nuklir tambahan yang akan mengalihkan PLTN Bushehr, dan empat PLTN serupa di lokasi berbeda di Iran, yang nantinya akan dikerjakan oleh Iran.
Keseluruhan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran, termasuk peralatan dan pasokan bahan bakar nuklir, akan dijamin oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan telah memenuhi rezim nonproliferasi nuklir seperti yang dilakukan pada pengerjaan PLTN di Bushehr.
Seperti dikutip dari keterangan resmi FleishmanHillard Indonesia, Sabtu (15/11), kesepakatan itu juga menyebutkan bahan bakar nuklir yang digunakan untuk pembangunan PLTN akan disiapkan oleh Rusia selama seluruh pembangkit itu berfungsi.
Pihak Rusia juga mengadakan pelatihan bagi personil Iran dalam hal pengoperasian, perbaikan, dan dukungan teknis yang sesuai dengan NPP, serta dalam bidang peraturan keselamatan nuklir dan radiasi.