Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rintis Monorel, PT Jabar Moda Transportasi Terbentuk

Perusahaan patungan yang menggarap Monorel Bandung Raya antara Panghegar Group yang diwakili oleh PT Sarana Infrastruktur Indonesia (SII) dan BUMD PT Jasa Sarana (JS) sudah terbentuk .

Bisnis.com, BANDUNG--Perusahaan patungan yang menggarap Monorel Bandung Raya antara Panghegar Group yang diwakili oleh  PT Sarana Infrastruktur Indonesia (SII) dan BUMD PT Jasa Sarana (JS) sudah terbentuk .
 
Presiden Direktur Panghegar Group Cecep Rukmana mengatakan para pihak menyepakati nama perusahaan patungan tersebut PT. Jabar Moda Trasnportasi (JMT).

Dalam perusahaan tersebut, keduanya berbagi saham yakni SII 20 %  SII dan 80 % JS.  “Komposisi saham itu akan berubah jika China National  Machinary Import and Export  Corporation (CMC) bergabung,” katanya di Bandung, Kamis (28/8).
 
Menurutnya komposisi saham akan menjadi SII 20 %, JS 40 % dan CMC China 40 %.  Keterlibatan CMC membuat kondisi finansial perusahaan patungan tersebut ringan karena dalam pembangunan trase I antara Leuwipanjang-Gedebage-Tanjungsari membutuhkan dana Rp6-8 triliun.

“Pihak CMC akan memberikan pinjaman berbunga murah sebesar 70 % dari total sedangkan sisanya harus disediakan oleh pihak PT. JMT,” katanya.
 
Cecep sangat yakin monorail ini akan segera terealisasi setelah urusan administrasi selesai.  Rencananya keseluruhan perizinan akan selesai sebelum tanggal 19 September 2014 ketika proyek ini soft launching.
 
Menurutnya hingga kini sudah banyak developer yang ingin bekerjasama untuk pembangnan dan pengelolaan  terminal atau stasiun monorel.

Namun pihaknya belum bisa menindaklanjuti sebelum soft launching dilakukan Pemprov Jabar. ‘’Setelah tanggal 19 September baru akan kita bicarakan,’’ungkapnya.
 
Rencananya dalam trase I akan terdapat 11 stasiun pemberhentian. Cecep mengaku ke 11 titik ini akan menjadi pengembangan pengelolaan stasiun untuk properti pendukung pemasukan operator monorel.

Dari studi, harga tiket per kilometer jatuh pada angka Rp 10.000 per kilometer sementara kemampuan pasar hanya Rp 300 per kilometer.

“Selisih inilah nantinya yang akan ditutupi dari pemasukan pengelolaan stasiun di sepanjang jalur monorel,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper