Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Ukraina: Ketegangan Meningkat, Sanksi Masih Dibahas

Presiden Ukraina Petro Poroshenko mendesak negosiasi dengan Rusia, Jerman, dan Prancis menyusul terus meningkatnya aksi separatis pro-Rusia di perbatasan timur Ukraina.
 Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol. /Reuters
Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol. /Reuters

Bisnis.com, VIENNA—Presiden Ukraina Petro Poroshenko mendesak negosiasi dengan Rusia, Jerman, dan Prancis menyusul terus meningkatnya aksi separatis pro-Rusia di perbatasan timur Ukraina.

Aksi kekerasan yang terus terjadi, termasuk penembakan helikopter Ukraina oleh kelompok separatis, dinilai Poroshenko mencederai kesepakatan gencatan senjata yang diproklamirkan kedua belah pihak sejak Jumat lalu.

“Kami [Ukraina] akan mengakhiri masa gencatan senjata lebih awal, jika pemberontak terus melakukan aksi perlawanan yang didukung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin,” kata Poroshenko di Kiev, Selasa (24/6/2014).

Uni Eropa merupakan partner penting Ukraina, setelah negeri jajahan Rusia mulai diperintah oleh Poroshenko. Ukraina akan menandatangani pakta perdagangan bebas dengan Uni Eropa pada Kamis (26/6/2014), waktu yang sama ketika gencatan senjata berakhir.  

Merespons desakan Poroshenko, Kanselir Jerman Angela Merkel akan membahas penjatuhan sanksi penuh bagi Rusia dalam pertemuan Uni Eropa yang rencananya digelar Kamis dan Jumat mendatang.

Tidak hanya Uni Eropa, Amerika Serikat juga tengah menyiapkan sanksi tambahan untuk memukul ekonomi Rusia, termasuk di sektor energi dan teknologi.

Namun, sejauh ini, penjatuhan sanksi ekonomi tersebut menuai tanggapan yang beragam dari AS dan Uni Eropa.

Sejumlah anggota Uni Eropa mengekspresikan kekhawatirannya terkait risiko snkasi tambahan tersebut bagi ekonominya.

Selain bergantung pada pasokan gas dari Rusia, beberapa negara di Uni Eropa masih belum menentukan sikap.

Sebut saja Inggris yang masih khawatir dengan nasib jasa keuangannya, Prancis dengan penjualan militer, Italia terkait dengan penjualan barang mewah, dan Jerman juga mengkhawatirkan keseluruhan perdagangan dengan Rusia.

Senada dengan Uni Eropa, Kamar Dagang AS dan Asosiasi Produsen Manufaktur Nasional mengecam rencana sanksi AS ke Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper