Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Papua Nugini telah menandatangani dua perjanjian untuk mendorong kerja sama bilateral antar negara.
Indonesia dan Papua Nugini telah menandatangani dua perjanjian kerjasama di kota Jayapura, Provinsi Papua pada Rabu (8/5/2024). Penandatanganan dua perjanjian ini dilakukan untuk mendukung empat proyek yang dipersiapkan dan kerja sama di masa depan.
“Untuk lebih mendukung proyek ini dan kerjasama di masa depan, dengan senang hati saya sampaikan bahwa kita telah menandatangani dua perjanjian hari ini,” jelas Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam jumpa pers yang dihelat secara virtual, Rabu (8/5/2024).
Adapun, dua kesepakatan yang telah ditandatangani adalah kesepakatan kerangka kerja kerja sama pembangunan dan kerjasama teknis, dan penandatangan kedua adalah untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi diplomat karir menengah dari negara-negara Melanesian Spearhead Group (MSG).
Retno menuturkan bahwa dua kesepakatan yang ditandatangani ini diwujudkan untuk mendukung empat proyek Indonesia pada tahun ini.
Pertama, adalah bantuan modernisasi Rumah Sakit Port Moresby yang akan segera dimulai. Kedua, adalah telah dimulainya revitalisasi beberapa infrastruktur, yakni infrastruktur umum di Vanimo, yakni kota di Papua Nugini, termasuk SD Wutung, yang terletak di dekat perbatasan Skouw-Wutung.
Baca Juga
Ketiga, merupakan beasiswa bagi pelajar dan pegawai negeri sipil Papua Nugini, dan Keempat adalah Indonesia yang menyambut diplomat dari Papua Nugini dan negara-negara Pasifik lainnya untuk bergabung dalam pelatihan diplomatik tengah karir pada Juni 2024.
Selain penandatanganan, Menteri Luar Negeri Papua Nugini Justin Tkatchenko juga menuturkan bahwa kedua belah pihak juga melakukan diskusi yang terfokus pada sejumlah isu bilateral, kepentingan bersama antara kedua negara dalam bidang korporasi yang berbeda, kemitraan pembangunan, dan terutama di sepanjang perbatasan bersama.
“Yang terpenting, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk meyakinkan menteri luar negeri atas dukungan Papua Nugini terhadap kolaborasi dalam mengatasi masalah pintu masuk bersama, karena kedua negara berbagi perbatasan darat yang sama, yang telah menjadi landasan hubungan Papua Nugini dengan Indonesia dan akan dipertahankan di masa depan,” tuturnya.