Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membahas komitmen dukungan jangka panjang Amerika Serikat kepada Ukraina guna mempertahankan kebebasannya melawan serangan dari Rusia.
Dilansir dari laman resmi Gedung Putih pada Selasa (23/4/2024), Biden menyampaikan bahwa pemerintahannya akan segera memberikan paket bantuan keamanan kepada kelompok pertahanan udara Ukraina, guna memenuhi kebutuhan saat tempur.
Bantuan tersebut akan dikirim setelah Senat AS mengesahkan kesepakatan tersebut dan menandatanganinya menjadi undang-undang.
“Presiden Biden juga menggarisbawahi bahwa bantuan ekonomi AS akan membantu menjaga stabilitas keuangan, membangun kembali infrastruktur penting setelah serangan Rusia, dan mendukung reformasi seiring dengan Ukraina bergerak maju menuju jalur integrasi Euro-Atlantik,” kata Biden.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS telah meloloskan paket dana senilai US$95 miliar atau setara dengan Rp.1.546 triliun untuk memberikan bantuan keamanan kepada Ukraina, Israel, dan Taiwan.
Aksi ini mendapatkan pertentangan dari kelompok garis keras Partai Republik. Melanjutkan hal itu, Rancangan Undang-Undang (RUU) serupa juga membahas mengenai penyediaan dana sebesar US$60.84 miliar untuk mengatasi konflik di Ukraina, termasuk US$23 miliar untuk mengisi kembali senjata, persediaan, dan fasilitas AS, US$26 miliar untuk Israel, termasuk US$9,1 miliar untuk kebutuhan kemanusiaan, dan $8.12 miliar untuk Indo-Pasifik, termasuk Taiwan.
Baca Juga
Di sisi lain, Juru Bicara Kantor Presiden Rusia, Dmitry Peskov menilai bahwa bantuan dari Amerika Serikat justru akan merugikan Ukraina. Dirinya menilai buruk atas ketentuan undang-undang tersebut yang memberikan izin kepada pemerintahan AS dalam mengirimkan aset-aset rampasan dari Rusia untuk mendanai Ukraina.
(Nona Amalia)