Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hubungi Zelensky, Joe Biden Akan Kirim Bantuan Keamanan dan Pendanaan Untuk Ukraina

Presiden AS Joe Biden menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membahas komitmen dukungan jangka panjang AS kepada Ukraina.
Presiden AS Joe Biden berbicara di Indian Treaty Room, Gedung Putih pada Senin (27/11/2023). - Bloomberg/EPA/Michael Reynolds
Presiden AS Joe Biden berbicara di Indian Treaty Room, Gedung Putih pada Senin (27/11/2023). - Bloomberg/EPA/Michael Reynolds

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menghubungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk membahas komitmen dukungan jangka panjang Amerika Serikat kepada Ukraina guna mempertahankan kebebasannya melawan serangan dari Rusia.

Dilansir dari laman resmi Gedung Putih pada Selasa (23/4/2024), Biden menyampaikan bahwa pemerintahannya akan segera memberikan paket bantuan keamanan kepada kelompok pertahanan udara Ukraina, guna memenuhi kebutuhan saat tempur.

Bantuan tersebut akan dikirim setelah Senat AS mengesahkan kesepakatan tersebut dan menandatanganinya menjadi undang-undang.

“Presiden Biden juga menggarisbawahi bahwa bantuan ekonomi AS akan membantu menjaga stabilitas keuangan, membangun kembali infrastruktur penting setelah serangan Rusia, dan mendukung reformasi seiring dengan Ukraina bergerak maju menuju jalur integrasi Euro-Atlantik,” kata Biden.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS telah meloloskan paket dana senilai US$95 miliar atau setara dengan Rp.1.546 triliun untuk memberikan bantuan keamanan kepada Ukraina, Israel, dan Taiwan.

Aksi ini mendapatkan pertentangan dari kelompok garis keras Partai Republik. Melanjutkan hal itu, Rancangan Undang-Undang (RUU) serupa juga membahas mengenai penyediaan dana sebesar US$60.84 miliar untuk mengatasi konflik di Ukraina, termasuk US$23 miliar untuk mengisi kembali senjata, persediaan, dan fasilitas AS, US$26 miliar untuk Israel, termasuk US$9,1 miliar untuk kebutuhan kemanusiaan, dan $8.12 miliar untuk Indo-Pasifik, termasuk Taiwan.

Di sisi lain, Juru Bicara Kantor Presiden Rusia, Dmitry Peskov menilai bahwa bantuan dari Amerika Serikat justru akan merugikan Ukraina. Dirinya menilai buruk atas ketentuan undang-undang tersebut yang memberikan izin kepada pemerintahan AS dalam mengirimkan aset-aset rampasan dari Rusia untuk mendanai Ukraina.

(Nona Amalia)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper