Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Amerika Serikat menegaskan dukungannya terhadap Ukraina yang masih terus berada dalam tekanan Rusia.
Dukungan itu ditegaskan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam pertemuan Dewan NATO-Ukraina untuk Menteri Pertahanan, pada Jumat (19/4/2024).
Dalam pertemuan tersebut, para menteri membahas kebutuhan mendesak Kiev mengenai pertahanan udara dan prioritas bantuan keamanan lainnya di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina.
Dilansir Antara, Sabtu (20/4/2024), Lloyd menegaskan AS akan terus berupaya keras mengenai bantuan pertahanan udara dan persyaratan prioritas lainnya untuk Ukraina.
"Menteri Austin menggarisbawahi kepada para sekutu perlunya tindakan segera dan terpadu mengenai pertahanan udara," demikian menurut pernyataan Pentagon.
Austin berencana untuk mengadakan pertemuan ke-21 Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina secara virtual pada 26 April.
Baca Juga
AS menyuarakan dukungan kuat bagi Ukraina dalam perangnya melawan Rusia, serta pemerintahan Biden mendorong pengesahan paket bantuan tambahan di Kongres sesegera mungkin.
Berdasarkan catatan Bisnis, Senin (18/3/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat bahwa konflik langsung antara Rusia dan aliansi militer NATO akan membuat selangkah lagi menuju Perang Dunia Ketiga.
Perang Ukraina telah memicu krisis terdalam dalam hubungan Moskow dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962.
Dilansir Reuters, Putin telah sering memperingatkan risiko perang nuklir, tetapi mengatakan dia tidak pernah merasa perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Saat ditanya soal risiko konflik antara Rusia dan NATO, Putin menyatakan bahwa segalanya mungkin terjadi di dunia modern ini.
"Jelas bagi semua orang, bahwa ini akan menjadi satu langkah lagi dari Perang Dunia Ketiga yang berskala penuh. Saya pikir hampir tidak ada orang yang tertarik dengan hal ini," kata Putin.
Namun Putin menambahkan bahwa personel militer NATO sudah hadir di Ukraina dan mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan segala cara untuk digunakan di medan perang.
“Tidak ada hal baik dalam hal ini, pertama-tama bagi mereka, karena mereka meninggal di sana dan dalam jumlah besar,” katanya.