Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indikator Ekonomi Stagnan, Israel Pangkas Suku Bunga

Indeks indikator ekonomi Israel hampir tidak berubah selama 2 bulan berturut-turut pada April tahun ini. Perlambatan ekonomi sekaligus memberikan ruang bagi bank sentral Israel untuk memangkas suku bunga acuan pada Senin (26/5).
 Stanley Fischer, mantan Gubernur Bank Sentral Israel/Reuters
Stanley Fischer, mantan Gubernur Bank Sentral Israel/Reuters

Bisnis.com, JERUSALEM - Indeks indikator ekonomi Israel hampir tidak berubah selama 2 bulan berturut-turut pada April tahun ini. Perlambatan ekonomi sekaligus memberikan ruang bagi bank sentral Israel untuk memangkas suku bunga acuan pada Senin (26/5/2014).

Indikator ekonomi yang dirilis oleh Bank Sentral Israel tersebut menunjukkan indeks hanya meningkat 0,04% pada April 2014. Pertumbuhan indeks indikator ekonomi sepanjang Maret-April 2014 lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Indeks tersebut mengukur 7 aspek aktifitas ekonomi, termasuk perdagangan dan penyerapan tenaga kerja. Beberapa sektor yang mengalami penurunan signifikan antara lain ekspor barang, impor input manufaktur, dan produksi industri. Ini [data ekonomi] mengarah ke pemangkasan suku bunga acuan.

Tidak hanya itu, pasar juga sudah melakukan pricing sebelum suku bunga diturunkan, kata Ketua Riset Ekonomi Harel Insurance & Financial Services Ltd. di Jerusalem, Minggu (25/5). Yield obligasi yang jatuh tempo pada Maret 2024 merosot 1 basis poin menjadi 2,95% pada pukul 3.05 p.m di Tel Aviv.

Shekel, mata uang Israel, juga terdepresiasi 1,1% menjadi 3,48 dollar sejak Kamis (8/5). Berdasarkan data bank sentral, ekonomi Israel melambat menjadi 2,1% pada kuartal I/2014 dari 2,9% pada kuartal IV/2013. Ekonomi juga diperkirakan terus melambat menjadi 3,1% tahun ini dari 3,3% pada 2013.

Inflasi secara tidak terduga melambat menjadi 1% pada April 2014, masih berada di batas bawah dari target pemerintah. Bank of Israel telah memangkas suku bunga acuan hingga 10 kali sejak 2011 menjadi 0,75% dan melakukan pembelian aset senilai US$9 miliar untuk mengerek naik shekel serta melecut ekspor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper