Bisnis.com, JAKARTA - Sinyal Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) untuk 'mengalah' dengan bersedia hanya menjadi wakil presiden, semakin mengkristal dan diperkirakan akan mewarnai rapat pimpinan nasional Golkar yang akan digelar dalam waktu dekat.
"Kita realistis saja. Meskipun suara Golkar tinggi, tapi popularitas dan elektabilitas Prabowo jauh lebih tinggi dari ARB. Jadi tidak masalah kalau ARB jadi cawapresnya Prabowo. Itupun kalau ARB setuju," kata Fadel Muhammad, Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Beberapa saat sebelum pertemuan ARB dengan calon Presiden yang diusung Partai Gerindra Prabowo Subianto, elit Golkar menggelar rapat di DPP Partai Golkar di kawasan Slipi dengan agenda utama membahas kelanjutan pencapresan ARB.
Menurut Fadel Muhammad, dirinya setuju saja jika ARB menjadi cawapres Prabowo Subianto.
"Kita realistis saja. Meskipun suara Golkar tinggi, tapi popularitas dan elektabilitas Prabowo jauh lebih tinggi dari ARB. Jadi tidak masalah kalau ARB jadi cawapresnya Prabowo. Itupun kalau ARB setuju," katanya.
Yang pasti, paparnya, Golkar harus tetap ada di kekuasaan guna membangun bangsa ini menjadi lebih baik.
"Bagi Golkar yang penting adalah berada di kekuasaan. Golkar ingin membangun bangsa ini lebih baik," tegasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan belum ada kesepakatan formal dari pertemuan tertutup antara ARB dengan Prabowo di kediaman Prabowo, Senin (5/5/2014).
"Kesepakatan formal masih menunggu pengesahan dan penetapan perolehan suara nasional dan kursi partai politik dan anggota DPR, DPD, dan DPRD," katanya.
Fadli menambahkan kesepakatan baru bisa disebut formal bila telah ditandatangani oleh masing-masing partai politik.
Ia menyatakan Partai Gerindra dan Partai Golkar masing-masing memiliki mekanisme internal partai.
Aburizal Bakrie datang ke kediaman Prabowo dengan menggunakan helikopter. Kedua tokoh itu mengenakan pakaian putih.
(ant/yus)