Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDI-P Diuntungkan, Ini Penyebab Jokowi Capres Terpopuler

Lembaga riset independen Roy Morgan Research menyatakan PDI Perjuangan menjadi partai politik yang paling populer jelang pemilu legislatif karena konsisten mendapatkan dukungan masyarakat di level 27%.
/JIBI
/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga riset independen Roy Morgan Research menyatakan PDI Perjuangan menjadi partai politik yang paling populer jelang pemilu legislatif karena konsisten mendapatkan dukungan masyarakat di level 27%.

Moncernya elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut tidak lepas dari isu pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk menduduki kursi RI 1 pada Pilpres tahun ini, kendati belum ada kepastian. 

Hasil survei bulanan Roy Morgan Research yang dilakukan sejak November 2013 sampai Januari 2014 terjadi kolerasi elektabilitas Jokowi dengan PDIP. Elektabilitas Jokowi pada November mendapat dukungan 41% dan PDIP 29%, kemudian pada Desember menurun, yakni Jokowi 38% dan PDIP 26%, sedangkan Januari merangkak naik yakni Jokowi 39% dan PDIP 27%.

Direktur Roy Morgan Research Irawati Soekirman mengatakan dukungan masyarakat terhadap PDIP dan Jokowi sebagai kandidat capres konsisten dari bulan per bulan dan tidak ada lonjakan serta perubahan berarti. Adapun kenaikan atau penurunan hanya satu sampai dua poin. 

"Kita tidak menanyakan alasan kenapa responden mendukung Jokowi tetapi kelihatan faktor Jokowi dan ketokohannya. Apa yang dilakukan beliau gayanya menarik, pekerja keras, orangnya sederhana, sehingga terus menerus naik," ujar Ira di kantornya di Menara Jamsostek Jakarta, Jumat (21/2/2014).

Persepsi masyarakat seperti itu, lanjut Ira, mengharapkan menjadi perubahan bagi Indonesia dengan tokoh pemimpin yang berbeda. Alhasil PDIP sebagai partai peserta pemilu legislatif 2014 sangat diuntungkan, bahkan Provinsi Banten yang sebelumnya dikuasai Golkar sudah beralih ke PDI-P.

"Dua bulan lalu, Banten selalu golkar. Tapi bulan ini PDIP nomor satu, mungkin karena amblasnya Atut [terjerat kasus korupsi] sehingga nggak populer lagi," kata Ira.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper