Bisnis.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan korban meninggal akibat erupsi Gunung Kelud sebanyak 4 orang dan jumlah pengungsi mencapai 56.089 orang.
Angka itu mengoreksi kabar di sejumlah media massa yang menyebutkan korban tewas mencapai 7 orang.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya sudah mengecek ulang ke Kecamatan Ngantan, Kabupaten Malang.
“Setelah bertemu dengan Kepala Desa, BPBD dan TNI di lapangan, dilaporkan bahwa informasi tersebut tidak benar. Ada beberapa korban yang dihitung dua kali dengan nama sebutan yang berbeda,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (15/2/2014).
Empat korban tewas adalah Pontini alias Mbok Nya, Sahiri, dan Sanusi – ketiganya warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang -- serta Sutinah, warga Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang. Sebagian besar korban tewas akibat sesak nafas karena abu vulkanik.
Keempat korban tinggal di desa yang berada di radius 7 km dari puncak kawah Kelud dengan tebal abu 20 cm. Ngantang merupakan kecamatan yang paling parah terkena dampak erupsi. Selain abu, desa itu terkena lontaran batu berdiameter 5-8 cm. Atap-atap rumah tertimpa pasir sehingga beberapa rumah, sekolah, toko dan lainnya roboh.
Sebanyak 56.089 jiwa pengungsi kini tersebar di 89 titik. Di Kabupaten Kediri terdapat 10.895 pengungsi di 38 titik, di Kota Batu 11.084 pengungsi di 26 titik, di Kabupaten Blitar 8.193 jiwa di 3 titik, di Kabupaten Malang 25.150 jiwa di 17 titik dan di Kabupaten Jombang 767 jiwa di 5 titik.
Hingga Sabtu pukul 18.00 WIB, aktivitas Gunung Kelud menunjukkan penurunan. Hanya tremor masih berlangsung dengan intensitas sedang.
“Status awas dan radius 10 km harus dikosongkan. Saat ini masih ada warga yang belum mengungsi sehingga aparat dan relawan masih banyak melakukan evakuasi,” ungkap Sutopo.