Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gunung Kelud Meletus: Ini Kebutuhan Mendesak Daerah Terkena Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan kebutuhan mendesak untuk daerah yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur, adalah masker, mobil tangki air, dan relawan.
Gunung Kelud meletus memancarkan api/Worldpress
Gunung Kelud meletus memancarkan api/Worldpress

Bisnis.com, JAKARTA--Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan kebutuhan mendesak untuk daerah yang terkena dampak erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur, adalah masker, mobil tangki air, dan relawan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan tiga poin utama itu merupakan kebutuhan yang paling mendesak untuk daerah yang terkena dampak.

"Relawan untuk membersihkan abu dan masker di jalan dan perumahan. Mobil tangki air untuk menyemprot jalan," ujarnya dalam pesan tertulis kepada Bisnis, Jumat (14/2/2014).

Dia menyebutkan hingga pukul 06.00 WIB tadi, ada 100.248 jiwa yang mengungsi akibat erupsi Gunung Kelud. Para pengungsi tersebar di 293 titik di empat kabupaten yang berada di sekitar Kelud.

Di Kabupaten Kediri, terdapat 66.319 orang pengungsi yang tersebar di 205 titik. Di Kabupaten Blitar ada 28.970 pengungsi yang tersebar di 63 titik. Di Kabupaten Malang ada 3.610 pengungsi di 14 titik. Selanjutnya, di Kabupaten Tulungagung terdapat 1.349 pengungsi di 11 titik.

"Kondisi masyarakat di sekitar G. Kelud seperti di Blitar, Kediri dan Malang cukup kondusif. Masyarakat telah melakukan aktivitas sehari-hari, kecuali di radius 10 km yang masih harus mengungsi," katanya.

Menurut dia, aktivitas vulkanik Gunung Kelud pada saat ini menunjukkan penurunan. Namun demikian lanjutnya, status gunung yang meletus semalam itu tetap Awas (level IV). "Dan radius 10 km harus kosong," katanya.

Lebih lanjut dia meminta masyarakat tidak ikut menyebarluaskan berita tidak benar yang menyebutkan akan ada letusan besar diikuti awan panas, banjir lahar dingin dan gempa besar.

"Informasi akan ada letusan besar diikuti awan panas, banjir lahar dingin dan gempa besar, itu adalah HOAX. Tidak benar. Jangan ikut-ikutan menyebarluaskan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggi Oktarinda
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper