Bisnis.com, JAKARTA-- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menyangkal tudingan bahwa partainya memanfaatkan isu kenaikan harga elpiji 12 kilogram untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas menjelang Pemilu 2014.
"Itu keliru jika dianggap isu (harga elpiji) ini menjadi bahan pencitraan, karena 'damage has been done' sebenarnya dengan sempat naiknya harga elpiji itu," katanya seperti dikutip Antara, Senin (6/1/2014).
Menurut Hayono, yang juga peserta konvensi presiden dari Partai Demokrat, citra partai berlambang mercy tersebut telah ikut rusak dengan kenaikan harga elpiji yang lebih dari 60% pada 1 Januari 2014.
"Sebenarnya, kembali saya katakan, kerusakan citra sudah terjadi. Tapi seharusnya kita kini sepakat batalkan kenaikan harga elpiji itu demi rakyat," ujar dia.
Hayono membantah bahwa wakil dari pemerintah yang juga kader Demokrat, yakni Menteri ESDM Jero Wacik telah mengetahui rencana kenaikan harga gas elpiji itu.
"Ini lebih karena kesalahan PT Pertamina dan (Kementrian) BUMN dalam komunikasi kebijakan tersebut," ungkap dia.
Sebagai peserta konvensi capres Partai Demokrat, Hayono juga membantah dengan tersudutnya Menteri BUMN Dahlan Iskan, persaingan di konvensi terkait isu harga elpiji, dirinya mendapat keuntungan.
"Perlu diingat, Dahlan juga peserta konvensi, jika citra dia rusak, maka semua peserta konvensi juga dapat ikut terkena dampaknya," ujar dia.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai penolakan Demokrat terhadap kenaikan harga elpiji sebagai permainan politik.
Ray yakin penolakan itu tak lebih dari upaya menaikkan citra Demokrat dan juga partai-partai koalisi.
Hal itu karena, menurut dia, pemerintah tidak mungkin tidak mengetahui kebijakan kenaikan harga gas elpiji yang menyangkut hajat hidup masyarakat luas.
Hayono Isman Bantah Demokrat Manfaatkan Isu Harga Elpiji
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menyangkal tudingan bahwa partainya memanfaatkan isu kenaikan harga elpiji 12 kilogram untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas menjelang Pemilu 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rustam Agus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu