Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Produksi Padi, Gapoktan Tasik Uji Coba Varietas Baru

Kelompok Tani Buana Mekar, Kota Tasikmalaya mengujicoba tananam padi varietas baru untuk meningkatkan produktivitas menjadi 12 ton/ha dari selama ini hanya 6--7 ton/ha.

Bisnis.com, TASIKMALAYA - Kelompok Tani Buana Mekar, Kota Tasikmalaya mengujicoba tananam padi varietas baru untuk meningkatkan produktivitas menjadi 12 ton per hektare dari selama ini hanya 6--7 ton per hektare.

Ketua Gapoktan Kota Tasikmalaya Yuyun Suyud mengatakan uji coba varietas padi yang dinamai Al-Farhan tersebut, sebagai upaya pencarian jenis benih padi yang paling cocok dengan kondisi lahan sehingga bisa meningkatkan kapasitas produksi di tengah berkurangnya lahan sawah.

“Uji coba ini baru 2 hektare di Cibeuti, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Sekitar 20 hari lagi akan segera dipanen. Tumbuhnya cukup bagus sesuai harapan,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (19/11).

Yuyun menjelaskan perkembangan padi terlihat dari setiap pohon menghasilkan antara 410-460 bulir padi, sedangkan padi jenis biasa paling banyak antara 165-180 bulir.

Pola tanam yang diujicobakan berupa semi organik atau perpaduan antara pemupukan organic dan kimiawi. Namun demikian, apabila uji coba tersebut berhasil, para petani akan menanam varietas padi al-farhan dengan pola tanam organik.

Padi varietas tersebut dipilih karena tahan terhadap kering di mana kualitas pertumbuhannya cukup baik dan terlihat lebih lebat meskipun tidak mendapatkan aliran air yang cukup.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jawa Barat menargetkan produksi padi akan mencapai 12,5 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2014.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Diperta Jabar Uneef Primadi mengatakan untuk memenuhi target ini pihaknya menggenjot percepatan tanaman padi dengan pola tanam 2-3 kali dalam setahun.

“Pada tahun ini berdasarkan angka ramalan 2013, BPS menyebutkan produksi padi bisa mencapai 11,89 juta ton GKG atau meningkat 5,5% dibanding dengan produksi 2012 yang hanya 11,27 juta ton GKG,” katanya kepada Bisnis.

Menurutnya, konsumsi beras setahun di Jabar sebanyak 94,33 kg per kapita, sehingga produksi padi meningkat dengan surplus sekitar 3 juta ton.

Peningkatan produksi padi difokuskan pada penerapan sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT), penggunaan benih unggul bersertifikat, pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah, serta pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah.

Selain itu, ujarnya, sejak 2010 pihaknya telah mengembangkan varietas padi unggulan antara lain inpari 14 (pakuan), inpari 15 (parahyangan), dan inpari 16 (pasundan). “Varietas padi unggulan ini memiliki produktivitas tinggi, rasanya pulen, dan lebih tahan hama,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro meminta Jabar untuk melakukan pengamanan produksi padi antara lain dengan peningkatan penanganan panen dan pascapanen, sehingga potensi kehilangan hasil dapat ditekan, dan target surplus padi 2014 bisa tercapai.

Berdasarkan data, ungkapnya, dalam 5 tahun terakhir pertanaman padi di Indonesia rerata 60,77% dilakukan pada awal musim penghujan dari Oktober. Sedangkan untuk Jabar pertanaman padi musim penghujan mencapai 57,36% dari total tanam dalam setahun.

Pada 2014, ditetapkan sasaran produksi padi nasional sebesar 76,568 juta ton GKG, dan Jabar berkomitmen untuk menyumbang 16,33% atau 12,5 juta ton GKG terhadap produksi nasional.

“Cukup berat untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan secara nasional tersebut, mengingat banyak kendala dan tantangan yang memerlukan dukungan dari seluruh stakeholder.”

Dari sisi dukungan infrakstruktur jaringan irigasi diketahui 52% dalam kondisi rusak, konversi lahan sawah terus berlangsung, dampak perubahan iklim yang mengakibatkan banjir dan kekeringan, serta risiko serangan hama.

Meski demikian, pihaknya optimistis target nasional dapat tercapai dengan beberapa peluang seperti masih terbuka perluasan areal tanam dengan memafaatkan lahan hasil pencetakan sawah baru.

“Kami minta pemerintah di daerah segera menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan melalui perda, menindaklanjuti UU No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.” (k32/k55)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anep Paoji
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper