Bisnis.com, MOJOKERTO--Berbagai kelompok kebudayaan dan elemen masyarakat di Indonesia meminta pengembangan ekonomi Mojokerto tetap mengindahkan aspek budaya, termasuk kelestarian peninggalan kerajaan Majapahit.
Pesan itu disampaikan dalam upacara adat sederhana yang diselenggarakan di halaman Candi Brahu, Trowulan, Mojokerto, Sabtu malam-Minggu dinihari (21-22/9). Kegiatan itu bagian dari aksi keprihatinan berlanjutnya pembangunan pabrik baja di daerah Trowulan, yang dulu kalanya Ibukota Majapahit.
"Ini doa keprihatinan bahwa pendirian pabrik baja di Trowulan tak berhenti. Semua cara protes sudah dilakukan, mungkin upacara adat yang belum," jelas panitia acara, Wildan, Sabtu (21/9).
Kegiatan yang dikemas sederhana, berpanggung tanah di halaman depan Candi Brahu, diikuti puluhan kelompok budaya. Di antara yang hadir yakni perwakilan Pesarean Gunung Kawi, komunitas Suku Dalu Surabaya, akademisi dari Universitas Indonesia dsb.
Sabda Langit, budayawan yang menggagas acara itu menilai upacara adat merupakan sarana mengonsultasikan persoalan perusakan warisan budaya ke alam raya.
Seperti diketahui, rencana pembangunan pabrik pengecoran baja di Desa Jati Pasar dan Desa Wates Umpak, Trowulan diprotes berbagai elemen masyarakat. Aktivitas pabrik seluas 36.728 meter persegi dan dampak sosial ekonomi setelahnya dikhawatirkan merusak kelestarian situs Majapahit yang tersebar di kawasan Trowulan.
Budayawan lain yang turut dalam acara, Ki Camat Bahrul Amig menilai kebenaran soal pembangunan pabrik hendaknya tidak diukur dari izin yang dikantongi. "Ini persoalan tidak boleh hanya dilihat dari sisi birokrasi saja, tetapi sisi keseimbangan kawasan juga," jelasnya.
Dalam kegiatan yang dibuka dengan orasi budaya, diisi dengan ritual penyampaian sesaji itu disinggung pula kecenderungan merusak warisan budaya. Termasuk perusakan makam makam Kyai Ageng Prawiro Purbo di Semaki, Umbulharjo, Jogja.
Para budayawan sepakat bahwa perusakan warisan budaya akan menyadarkan generasi sekarang akan referensi luhur kebudayaan lampau. Sehingga semakin aksi kontrapelestarian budaya muncul, perlawanan masyarakat akan menguat pula.
Tarik Investor
Sementara dari sisi kinerja investasi, Data Badan Penanaman Modal Jatim mencatat semester pertama 2013 ada 18 perusahaan yang hendak investasi (izin prinsip) di Mojokerto. Nilai investasi mereka Rp1,8 triliun dan bisa menyerap 3.724 orang tenaga kerja.
Bila digolongkan berdasar rangking investasi 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, Mojokerto menempati posisi ke tujuh, berada di atas Pasuruan dan di bawah Tuban.
Adapun realisasi investasi pada periode yang sama sebanyak 27 proyek dengan nilai investasi Rp1,64 triliun. Proyek berjalan itu menyerap 2.135 tenaga kerja. Posisi Mojokerto di realisasi investasi juga menempati posisi ketujuh dibanding daerah lain di Jatim.